REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produk makanan dan minuman Indonesia diminati oleh pasar Arab Saudi. Ketertarikan ini terlihat dalam tingginya antusias masyarakat Arab Saudi terhadap produk Indonesia dalam pameran Saudi Agrofood yang digelar pada awal Oktober di Riyadh International Convention and Exhibition Center, Riyadh. Dalam tiga hari pelaksanaan acara, delegasi Indonesia berhasil meraup transaksi 11 juta dolar AS.
Pameran Saudi Agrafood merupakan salah satu pameran internasional terbesar di Riyadh yang diikuti sebanyak 300 perusahaan dari 33 negara di bidang agrofood, pengolahan makanan dan minuman, pertanian dan perkebunan. "Keikutsertaan pada pameran ini merupakan upaya perwakilan perdagangan Indonesia di Arab Saudi untuk meningkatkan ekspor nonmigas, khususnya produk mamin Indonesia," ujar Kepala Indonesian Trade Promotion Center Jeddah Gunawan dalam rilis yang diterima, Ahad (21/10).
Total transaksi paling banyak dihasilkan dari PT Blue Star Anugerah dengan komoditas ikan segar, tuna kaleng, dan ranjungan sebesar 10,68 juta dolar AS. Sementara itu, PT Rezeki Inthi Artha dengan komoditas bubuk coklat, tuna kaleng, dan buah nanas meraih transaksi 600 ribu dolar AS dan CV Global Mulyo Mandiri dengan komoditas gaharu dan minyak esensial meraih transaksi hingga 541 ribu dolar AS.
Indonesia merupakan satu-satunya negara di wilayah Asia yang mengikuti pameran Saudi Agrafood.
"Peserta lainnya banyak berasal dari negara-negara di kawasan Timur Tengah, Afrika, Eropa dan Amerika," ucapnya.
Selama pameran, stan Indonesia ramai dikunjungi pengunjung dari negara Arab Saudi dan wilayah Timur Tengah. Penyelenggara pameran Riyadh Exhibitions Company bahkan melakukan wawancara terhadap pengusaha Indonesia untuk dijadikan sebagai dokumentasi profil dan promosi kegiatan pameran yang akan datang.
Sebagai tindak lanjut dari pameran ini, Kemendag, KJRI Jeddah, Kementerian Luar Negeri, kementerian/lembaga terkait dengan perdagangan, investasi, dan pariwisata akan menyelenggarakan Indonesia Expo Jeddah dan misi dagang Indonesia. Acara ini akan digelar pada 28 November-1 Desember 2018 di Kawasan Jeddah Exhibition and Trade Centre, Arab Saudi. "Kami bekerja sama dengan PT Wahyu Promo Citra," kata Gunawan.
Selain di Arab Saudi, produk makan minuman Indonesia, khususnya kopi, diminati pasar Eropa. Ini terbukti dari raihan transaksi potensial Indonesia sebesar 14,6 juta dolar AS atau sekitar Rp 221 miliar dalam pameran Coffee, Tea and Cocoa (COTECA) 2018 di Hamburg, Jerman, pada pekan lalu. Pada pameran ini, Paviliun Indonesia dikunjungi sekitar 500 orang yang berasal dari 36 negara. Termasuk di antaranya Austria, Nepal, Prancis dan Italia.
Pada pameran COTECA, Paviliun Indonesia berdiri di atas lahan seluas 91 meter persegi dan mengangkat tema Trade with Remarkable Indonesia dan Remarkable Indonesian Coffee. Paviliun Indonesia menampilkan produk kopi, kakao, teh, dan produk organik dengan jumlah peserta sebanyak tujuh perusahaan, yaitu PT Shriya Artha Nusantara, PT Perkebunan Nusantara VIII, Mutigo, DPKUKM Kabupaten Cilacap, PT Cahaya Anugerah Pertiwi, PT Mitra Kerinci, dan Intana Grafinusa.
Risnawaty mengatakan, banyaknya pengunjung dan permintaan prospektif membuktikan kemampuan Indonesia sebagai salah satu penghasil serta pengekspor produk pertanian kopi, teh, dan kakao. "Terlihat bahwa produk kita digemari pasar Jerman khususnya dan pasar Eropa umumnya," tuturnya.
Produk kopi khas Indonesia yang ditampilkan di antaranya adalah kopi Arabica Bogor, Arabica Gayo, Arabica Garut dan Arabica Toraja. Sedangkan untuk produk teh, Paviliun Indonesia menampilkan berbagai macam jenis teh seperti teh hitam, teh hijau, dan teh putih.