REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Garuda Indonesia Group telah menyiapkan total 1,9 juta kursi dalam angkutan Lebaran 2025. Direktur Niaga Garuda Indonesia Ade R Susardi mengatakan angka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, dengan perincian 1 juta kursi untuk Garuda Indonesia dan 900 ribu kursi untuk Citilink.
"Kita juga menaikkan frekuensi penerbangan selama periode mudik dan balik Lebaran sebanyak 10.906 frekuensi penerbangan," ujar Ade saat konferensi pers terkait kesiapan BUMN untuk infrastruktur dan transportasi menyambut Idul Fitri 2025 di Media Center Kementerian BUMN, Kamis (6/3/2025).
Ade memastikan Garuda siap mengantisipasi peningkatan trafik saat periode Lebaran. Berdasarkan kesepakatan pemerintah, ucap Ade, periode angkutan Lebaran akan berlangsung pada 24 Maret hingga 7 April 2025.
"Diprediksi, puncak arus mudik terjadi pada 28 Maret, sementara arus balik tertinggi pada 6 April. Saat ini, tren pemesanan tiket pesawat pun mulai meningkat," ucap Ade.
Garuda Indonesia, lanjut Ade, juga memastikan kesiapan penuh dari seluruh kru, termasuk cockpit crew, cabin crew, dan flight operation officer (FO). "Dari sisi operasional, Garuda Indonesia memiliki Operation Control Center (OCC) yang mengawasi dan memastikan on-time performance atau ketepatan waktu tetap terjaga.
Menurut Ade, ketepatan waktu keberangkatan sangat krusial, karena keterlambatan penerbangan pertama dapat berdampak pada jadwal penerbangan selanjutnya. Untuk Citilink, waktu transit hanya berkisar 25–35 menit, sementara Garuda Indonesia membutuhkan sekitar satu jam karena ada persiapan tambahan seperti makanan dalam penerbangan.
"Dalam hal ini kita juga dibantu oleh Angkasa Pura yang menyiapkan waktu operation daripada seluruh bandara ini dibuka standby 24 jam," kata Ade.
Ade menambahkan Garuda Indonesia menjamin armada dalam kondisi terbaik dengan pemeliharaan berkala sesuai jadwal, serta memastikan kebersihan kabin di setiap penerbangan. Untuk memberikan kenyamanan lebih bagi para pemudik, lanjut Ade, perusahaan juga telah mendirikan posko Lebaran di setiap bandara, menyediakan layanan hotline, serta memastikan kesiapan sistem TI dan infrastruktur layanan darat.