REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) bersama Harian Bisnis Indonesia kembali menggelar Entrepreneur Networking Forum. Acara tersebut mengangkat tema Outlook Ekonomi 2019, 'Peluang UMKM di Era Digital dan Tantangan Tahun Politik'.
"Tahun ini merupakan tahun politik serta era perkembangan teknologi digital. Sebagai bank yang memiliki visi mengubah hidup jutaan rakyat Indonesia, BTPN meyakini inovasi adalah kunci pertumbuhan ekonomi," papar Wakil Direktur Utama BTPN Ongki Wanadjati Dana di Hotel Four Point by Sheraton Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (20/9).
Menurut dia saat menyampaikan pandangan tentang peluang tersebut kepada puluhan peserta forum diikuti nasabah, pengusaha dan perwakilan pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM), salah satu inovasi yang dilakukan BTPN adalah menghadirkan BTPN Mitra Bisnis. Mitra Bisnis tersebut, kata dia, adalah unit usaha yang dirancang khusus untuk melayani berbagai kebutuhan dari para pelaku UKM melalui solusi keuangan yang dapat diandalkan, pengembangan kapasitas usaha, dan pembukaan akses ke pasar yang lebih luas.
Untuk itu, BTPN Mitra Bisnis hadir dengan berbagai produk dan layanan perbankan untuk kebutuhan usaha modal kerja dan investasi usaha nasabah. Selain pembiayaan, BTPN Mitra Bisnis juga hadir dengan dukungan solusi non-keuangan untuk membantu nasabah mengembangkan kapasitasnya dalam menjalankan usaha yang termasuk dalam Program Daya yang merupakan program pemberdayaan berkelanjutan dan terukur dari BTPN dalam meningkatkan kapasitas nasabah.
Guna mendukung proses bisnis yang berorientasi pada kebutuhan serta kenyamanan nasabah, lanjut dia, BTPN Mitra Bisnis juga memanfaatkan platform digital. Sejak April 2018, BTPN Mitra Bisnis memperkenalkan platform digital berbasis web (web-based) yang disebut AksesBisnis@BTPN (Akses Bisnis).
Melalui Akses Bisnis itu, nasabah BTPN Mitra Bisnis dapat melakukan transaksi di mana pun dan kapan pun melalui browser pada masing-masing komputer atau laptop nasabah.
"Akses Bisnis merupakan bentuk layanan nasabah untuk bertransaksi dengan nilai limit lebih besar secara digital tanpa harus melalui kantor cabang. Platform digital ini diharapkan dapat membantu mitra pelaku UKM mengembangkan usahanya lebih efektif serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," ujar Ongki.
Dalam forum tersebut Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance(Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara memperkirakan, perekonomian Indonesia di 2019 akan tumbuh sekitar 5,2 persen. Peningkatan ini didukung dari sektor logistik, transportasi, konstruksi, dan perdagangan akan menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan ekonomi secara nasional.
"Permintaan di negara maju sebenarnya cukup solid, hanya saja pelaku usaha diminta untuk mencermati efek perang dagang dan fluktuasi kurs rupiah akibat perubahan dinamika global," beber dia.
Sementara perekonomian di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) diproyeksi tumbuh sebesar 7,5 persen pada 2019. Pertumbuhan ekonomi Sulsel dalam lima tahun terakhir selalu berada di atas rata-rata ekonomi nasional yang sebesar lima persen pada year of year (yoy).
Tentunya hal ini menunjukkan daya tahan ekonomi di wilayah Sulsel cukup baik di tengah dinamika kondisi ekonomi domestik maupun global. Faktor pendorong ekonomi di Sulsel, sebutnya, adalah sektor perkebunan khususnya cokelat, industri pengolahan, perdagangan, dan konstruksi termasuk real estate.
Prospek cokelat dinilai sebagai komoditas unggulan ditopang berkembangnya tren 'experiences economy' di dalam maupun luar negeri, seperti munculnya budaya kafe, hiburan, dan rekreasi. Bahkan konsumsi cokelat di kalangan generasi milenial di umur 18-35 tahun, tren positifnya terus meningkat.
"Kuncinya adalah memperbesar porsi industri pengolahan berbasis sumber daya alam yang bernilai tambah dan penetrasi pasar domestik. Semakin besar produk bernilai tambah yang dihasilkan Sulsel, maka kekhawatiran fluktuasi harga komoditas tidak menjadi problem utama lagi," ungkap Bhima.
Selain itu, dirinya optimistis di tengah era digital dan tantangan tahun politik, sektor UMKM dapat tumbuh lebih tinggi. Adanya platform perdagangan digital atau e-commerce turut membantu pemasaran produk-produk UMKM.
"Jadi kita harus memandang ekonomi di 2019 dengan rasa optimistis. Tahun politik ini justru membawa banyak peluang bisnis, yang terpenting terus inovatif dan jeli membaca situasi," ucapnya menyarankan.