REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan rupiah terhadap dolar AS diprediksi bervariatif dengan kecenderungan menguat pada perdagangan di pasar spot hari Senin (10/9). Pada perdagangan Jumat (7/9) rupiah ditutup menguat di level Rp 14.820 per dolar AS.
Analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji menjelaskan, secara teknikal, terlihat pola downward bar pada USDIDR daily chart yang mengindikasikan adanya potensi apresiasi bagi rupiah terhadap dolar AS. Sedangkan dari sisi fundamental, penerapan kebijakan fiskal dan moneter oleh pihak pemerintah dan BI seperti menaikkan PPh impor, program B20, intervensi moneter serta penerapan kenaikan suku bunga pada sebelumnya diharapkan mampu menjaga stabilitas rupiah.
"Pada perdagangan Senin, rupiah diperkirakan akan berada dalam kisaran 14.800-14.860," ujar Nafan Aji kepada Republika.co.id, Ahad (9/9).
Data makroekonomi domestik yang perlu dicermati adalah data neraca perdagangan yang diproyeksikan mengalami surplus sebesar 680 juta dolar AS karena membaiknya harga komoditas dunia. "Jika hal tersebut terjadi maka akan memberikan sentimen positif bagi rupiah," jelas Nafan.
Di sisi lain, sentimen perang dagang, krisis finansial Turki, Venezuela maupun Argentina serta kenaikan suku bunga The Fed perlu dicermati oleh para pelaku pasar.
Ini yang bisa masyarakat lakukan menolong rupiah.