REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BPJS Ketenagakerjaan menilai saat ini tepat jika digunakan sebagai momentum yang baik untuk membeli saham. Direktur Pengembangan Investasi, Amran Nasution, bahwa kondisi pasar saat ini layaknya dua sisi mata uang yang berbeda, tergantung bagaimana kita sebagai investor menyikapinya.
Kondisi ekonomi global saat ini kurang menguntungkan bagi emerging markets., Perang dagang antara Amerika dengan Cina, sedikit banyak memiliki dampak terhadap stabilitas ekonomi di beberapa negara, khususnya negara-negara berkembang. Indonesia salah satu yang terdampak imbas sentimen global yang cenderung negatif. Didukung dengan faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi, seperti neraca impor yang lebih tinggi menyebabkan nilai rupiah turun terhadap dolar Amerika dan turut menyeret pasar saham di Indonesia, sehingga lesu akhir-akhir ini.
“Kondisi pasar yang sedang lesu saat ini dipengaruhi oleh banyaknya investor yang keluar dari bursa saham nasional, namun kami justru melihat ini sebagai peluang yang baik," kata Amran.
Amran menegaskan kondisi fundamental Indonesia masih sangat baik, terlihat dari pertumbuhan ekonomi mencapai 5,27 persen, inflasi masih terjaga di kisaran 3,2 persen, cadangan devisa masih aman di 118 miliar dolar AS dan peringkat surat utang negara dikategorikan Investment Grade.
“Momen seperti ini bisa dimanfaatkan untuk membeli barang bagus dengan harga yang murah. Tentunya dengan memastikan terlebih dahulu kondisi fundamental emiten," kata dia.
Terhitung bulan Juli 2018, BPJS Ketenagakerjaan mencatatkan kinerja investasi cukup baik, dengan dana kelolaan mencapai Rp 333 triliun dan peningkatan hasil investasi sebesar 13,8 persen hingga mencapai Rp 17 triliun. Adapun aset alokasi investasi dari BPJS Ketenagakerjaan antara lain 62 persen penempatan pada surat utang, 18,5 persen penempatan di saham, 8,5 persen pada deposito, 10 persen pada Reksadana dan 1 persen pada Investasi Langsung.
“Sudah saatnya kita sebagai warga negara Indonesia yang baik, agar memberikan sentimen positif dan kontribusi yang baik kepada negara. Sebagai investor, ayo kita dukung pasar dalam negeri dengan masuk ke pasar saham saat ini. Dengan cara seperti ini, pasar Indonesia akan bangkit dan kembali normal," kata Amran.