Rabu 25 Jul 2018 11:21 WIB

Astra Credit Salurkan Pembiayaan Rp 13,5 Triliun

Astra Credit menargetkan hingga akhir 2018 total pembiayaan bisa capai Rp 26 triliun

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Direktur PT Astra Internasional Tbk Suparno Djasmin (dari kanan ke kiri) didampingi Presiden Direktur Astra Credit Companies Siswadi, Presiden Direktur Toyota Astra Finance Agus Prayitno bersama para pejabat terkait memberikan keterangan kepada media saat Konferensi Pers Astra Finansial GIIAS 2018 di Jakarta, Selasa (24/7).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Direktur PT Astra Internasional Tbk Suparno Djasmin (dari kanan ke kiri) didampingi Presiden Direktur Astra Credit Companies Siswadi, Presiden Direktur Toyota Astra Finance Agus Prayitno bersama para pejabat terkait memberikan keterangan kepada media saat Konferensi Pers Astra Finansial GIIAS 2018 di Jakarta, Selasa (24/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun ini, pembiayaan mobil masih tumbuh. Astra Credit Companies (ACC) mencatat hingga semester I 2018, total penyaluran pembiayaan telah mencapai Rp 13,5 triliun.

Presiden Direktur ACC Siswadi mengatakan, jumlah tersebut meningkat sekitar enam sampai tujuh persen dibandingkan periode sama tahun lalu. "Sampai akhir tahun ini pun akan kita maintance di angka sama, karena kita sangat konservatif," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Selasa (24/7) petang.

Sebagai perusahaan lama yang bergerak di bisnis pembiayaan mobil, kata dia, ACC akan menunggu dan melihat (wait and see) kondisi ke depan dahulu. "Kita selalu konservatif, karena menurut kita sustainability dari bisnis ini adalah bentuk tanggung jawab kita pada customer," tuturnya.

Ia menargetkan hingga akhir 2018, total pembiayaan ACC bisa menembus Rp 26 triliun. Siswadi optimis bisa mencapai target itu sebab pasar otomotif dinilainya masih positif.

"Mereka masih semangat kejar produk, dan lainnya. Jadi tidak ada alasan bagi kita untuk slowdown apalagi biasanya tren permintaan market meningkat pada semester dua," ujar Siswadi.

Lebih lanjut, kata dia, rasio pembiayaan bermasalah (Non Performing Financing/NPF) ACC hingga semester I 2018 masih terjaga di bawah satu persen. "Alhamdulillah masih di bawah industri dan sesuai arahan OJK (Otoritas Jasa Keuangan)," kata Siswadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement