Jumat 13 Jul 2018 21:39 WIB

Banyak Keluarga di Jabar Menumpang Listrik

PLN memberikan bantuan biaya penyambungan listrik kepada warga miskin

Rep: Rakhmat Hadi Sucipto/ Red: Hiru Muhammad
Keluarga Amar Muslim (kedua dari kiri), warga Desa Sarimanggu, Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, selama bertahun-tahun tak menikmati aliran listrik karena tak mampu membayar biaya pemasangan listrik PLN.
Foto: Rakhmat Hadi Sucipto
Keluarga Amar Muslim (kedua dari kiri), warga Desa Sarimanggu, Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, selama bertahun-tahun tak menikmati aliran listrik karena tak mampu membayar biaya pemasangan listrik PLN.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -– PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah mengidentifikasi sebanyak 316 ribu keluarga di wilayah Jawa Barat belum menikmati aliran listrik. “Hasil pendataan, dari jumlah tersebut yang menumpang listrik ada 75 persen,” ungkap General Manager PLN Distribusi Jawa Barat Iwan Purwana di Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (12/7).

Menurut Iwan, ada beberapa alasan sehingga masih banyak warga yang belum menikmati listrik dan terpaksa mencantol listrik ke rumah tetangga. “Kami tak berani menyebut semuanya perbuatan ilegal. Karena itu, kami sering menyebutnya dengan istilah levering (menyambung listrik ke sebelah rumah),” ujarnya.

Dari hasil pendataan, jelas Iwan, ternyata banyak keluarga yang tak mampu untuk berlangganan listrik. “Memang mereka benar-benar tidak mampu untuk bayar biaya sambung listrik,” katanya. Selain harus mengeluarkan biaya sambung listrik yang kurang dari Rp 500 ribu, calon pelanggan listrik PLN juga harus mengeluarkan biaya instalasi listrik dan sertifikat laik operasi (SLO).

“Ya, bisa dirata-rata biaya yang harus dikeluarkan untuk menikmati listrik baru sekitar satu jutaan,” ungkap Iwan. “Ternyata, untuk biaya sebesar itu, masih banyak yang tak sanggup bayar.”

Iwan mengatakan tak hanya kemiskinan yang menyebabkan masih banyak warga di Jawa Barat belum menikmati listrik. Alasan lainnya, mereka mendapatkan informasi yang salah atau sumber yang tak kompeten.

“Saat pendataan warga yang belum berlangganan listrik, ada yang bilang katanya pasang listrik harus bayar Rp 1,5 juta. Padahal, paling besar hanya Rp 1,0 juta. Itu artinya mereka mendapatkan informasi yang salah,” jelas Iwan.

“Ada juga yang trauma. Pernah ada yang bayar ke orang yang katanya dari PLN sebesar Rp 500 ribu. Tapi, lama ditunggu petugas PLN tak ada yang datang. Ya, mereka ditipu orang yang mengaku dari PLN,” ungkap Iwan.

Karena alasan itulah, menurut Iwan, PT PLN berusaha memberikan bantuan biaya penyambungan listrik dan lainnya kepada warga yang tak mampu. Pada tahap awal, PLN akan memberikan bantuan pemasangan listrik gratis kepada 40 ribu keluarga.

Amar Muslim, warga Desa Sarimanggu, Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mengaku selama bertahun-tahun tak menikmati aliran listrik PLN. Dengan pekerjaannya sebagai tukang jahit, tak mungkin baginya mengeluarkan biaya hingga Rp 1,0 juta.

“Paling banyak, saya dapat Rp 700 ribu sebulan dari pekerjaan menjahit ini. Jangankan buat menabung dan membayar sambungan listrik, buat makan juga masih kurang,” katanya. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement