Selasa 03 Jul 2018 02:18 WIB

Inflasi Rendah Karena Masyarakat Tahan Konsumsi

Dari sisi permintaan, tekanan inflasi relatif moderat.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Friska Yolanda
Suasana pusat perbelanjaan (ilustrasi).
Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Suasana pusat perbelanjaan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi dari Asian Development Bank (ADB) Institute Eric Sugandi menilai, masyarakat cenderung menahan konsumsi untuk mengantisipasi kemungkinan pelemahan daya beli. Hal itu, ujarnya, tercermin dari tingkat inflasi 0,59 persen pada Juni 2018.

"Dari sisi demand, tekanan inflasi relatif moderat karena rumah tangga terutama kelas pendapatan rendah dan menengah cenderung memilih menabung untuk berjaga-jaga mengantisipasi kemungkinan melemahnya kembali daya beli mereka di masa depan," kata Eric ketika dihubungi Republika.co.id, Senin (2/7). 

Ia mengaku, kelompok masyarakat tersebut lebih memilih untuk menabung meski telah menerima tambahan pendapatan dari bonus dan Tunjangan Hari Raya (THR). Sementara dari sisi pasokan, Eric menilai telah ada perbaikan. Hal itu membuat tingkat inflasi umum lebih rendah dibandingkan periode lebaran tahun sebelumnya. 

Baca juga, Inflasi Lebaran Rendah, Ini Kata BPS

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi pada Juni 2018 adalah sebesar 0,59 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Dengan angka tersebut, tingkat inflasi secara kumulatif sejak Januari hingga Juni 2018 adalah 1,9 persen.

"Inflasi sebesar 0,59 persen dibandingkan inflasi periode lebaran tahun sebelumnya lebih rendah," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Senin (2/7). 

Jika dibandingkan dengan periode Lebaran tahun sebelumnya, inflasi Juni 2018 lebih rendah.  Suhariyanto menyebut, inflasi pada Juni 2017 dan tingkat inflasi pada Juli 2016 adalah 0,69 persen. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement