REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia telah mengantisipasi kenaikan suku bunga Bank Sentral AS The Federal Reserve (The Fed) pada pertengahan Juni 2018. Pengusaha sudah menyadari sejak awal The Fed akan beberapa kali lagi menaikkan suku bunga.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Rosan P Roeslani, menyatakan, Bank Indonesia akan merespons kenaikan suku bunga The Fed. Dunia usaha juga sudah mengetahui suku bunga acuan Bank Indonesia akan naik dari 4,75 persen saat ini, menjadi 5,0 persen, dan akan naik lagi sampai 5,25 persen sampai akhir tahun.
Tahun ini, The Fed masih akan menaikkan suku bunga sampai beberapa kali lagi. Kemudian tahun depan, The Fed juga masih akan menaikkan sampai dua atau tiga kali lagi.
"Jadi ini salah satu kebijakan moneter yang harus diantisipasi, dan dunia usaha sudah tahu, ini sudah masuk ke dalam rencana bisnis kami," kata Rosan kepada wartawan di rumahnya di Jl Kemang Timur Raya, Jakarta Selatan, Sabtu (16/6).
Karenanya, dunia usaha sudah memprediksi akan ada kenaikan biaya dana atau cost of fund. Hal tersebut sudah disesuaikan ke dalam rencana bisnis ke depan oleh para pengusaha.
Salah satu strategi untuk mengantisipasi adanya kenaikan cost of fund, para pengusaha melirik sumber pembiayaan lain di luar perbankan.
Sebab, jika hanya bergantung pada sumber pembiayaan dari perbankan, pengusaha sudah memprediksi kenaikan cost of fund dan imbal hasil (yield) serta kenaikan suku bunga.
"Kalau dunia usaha sebenarnya maunya tidak hanya bergantung pada perbankan, karena masih ada pasar modal, yang memang harus lebih diperdalam pasar keuangan kita," terangnya.