Jumat 18 May 2018 16:02 WIB

Ekspor Pertanian Melonjak

Kenaikan nilai ekspor komoditas pertanian mencapai 298,5 juta dolar AS

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Sayuran dan buah produk hortikultura (ilustrasi)
Foto: distan.pemda-diy.go.id
Sayuran dan buah produk hortikultura (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai ekspor komoditas pertanian hingga April 2018 mengalami peningkatan. Hasil itu menunjukkan bahwa Kementerian Pertanian telah on the track dalam kinerjanya.

Hal tersebut disampaikan anggota Komisi IV DPR Rahmat N Hamka melalui siaran pers yang dikeluarkan Kementerian Pertanian. Ia mengatakan, capaian hasil dari Kementan itu menandakan saat ini Indonesia mulai sudah kembali lagi ke landasannya sebagai negara agraris.

"Indonesia potensial dengan perkebunan, holtikultura dan tanaman hutan lainnya. Sektor agraris merupakan potensi dasar yang cukup besar," ujar Rahmat.

Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), Kamis (17/5), angka kenaikan nilai ekspor komoditas pertanian mencapai 298,5 juta dolar AS atau tumbuh 6,11 persen (month to month) dan 7,38 persen (year on year).

Rahmat merasa optimis jika ke depan semakin banyak sektor agraris lain yang diseriusi, maka angka ekspor komoditas pertanian Indonesia bakal semakin melonjak.

"Sejauh ini Kementerian Pertanian sudah fokus untuk mengklaster, mengklasifikasi, wilayah mana saja, hasil pertanian apa yang potensial untuk didorong maksimal. Saya melihat sudah ketemu polanya," ujar dia.

Dengan data yang menunjukkan hasil peningkatan ekspor, menurutnya, komoditas pertanian dapat berkontribusi penting untuk dukungan pertumbuhan perekonomian Indonesia. Kontribusi untuk perekonomian bisa menjadi tumpuan dasar. Sebab pertanian ini kan sifatnya merata, bukan golongan tertentu saja.

"Artinya semua kalangan masyarakat bisa mengelola. Itu kan dahsyat," ucap Rahmat.

Ia berharap, sektor pertanian Indonesia semakin menanjak secara daya saing global. Caranya yakni dengan fokus kepada produktivitas benih melalui penajaman riset. Masa depan negara-negara di kancah internasional nantinya diperkirakan mengalami krisis pangan. Oleh sebab itu menjadi peluang untuk Indonesia menjadi lebih dahsyat nilai ekspornya.

"Caranya melalui pendalaman riset produktivitas benih," ujar Rahmat.

Merujuk pada data BPS, komoditas pertanian yang meningkat month to month adalah jagung dan biji kakao. Sedangkan komoditas pertanian yang melonjak year on year yaitu sarang burung dan getah karet.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement