Kamis 05 Apr 2018 06:50 WIB

Petani Jonggol Hasilkan Benih Padi Bersertifikat

Bibit ini juga bisa memberikan nilai tambah dalam bentuk benih.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Andi Nur Aminah
Buruh tani mengambil benih padi untuk ditanam di areal sawah Desa Pesarean, Kabuparen Tegal, Jawa Tengah.
Foto: ANTARA
Buruh tani mengambil benih padi untuk ditanam di areal sawah Desa Pesarean, Kabuparen Tegal, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kementerian Pertanian mendorong para petani di Desa Sukamanah, Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor untuk memiliki nilai tambah. Caranya adalah dengan menggunakan gabah dengan benih bersertifikat.

"Usaha inovasi gabah menjadi benih padi bersertifikat di daerah ini menjadi andalan, ini harus ditingkatkan," ujar Kepala Badan Karantina Pertanian selaku Ketua Penanggungjawab Tim Upaya Khusus (Upsus) Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai (Pajale) Provinsi Jawa Barat Banun Harpini saat melakukan panen raya padi, Rabu (4/4).

Menurut dia, adanya inovasi mandiri benih yang dilakukan di Jonggol sangat mempermudah petani dalam memperoleh bibit yang sehat. Bibit ini juga bisa memberikan nilai tambah dalam bentuk benih.

Benih yang dihasilkan oleh petani Jonggol melalui proses budidaya dan penangkaran. Proses penangkaran dan budidaya benih itu sendiri diawasi dan dibina oleh Balai Pengawasan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat (BPSBTPHP). BPSBTPHP memberikan pelatihan, pembinaan dan pengawasan kepada petani mulai dari penanaman sampai menghasilkan benih.

Kepala Unit Pelaksana Tugas (UPT) Pertanian Kecamatan Jonggol Ahmad mengatakan, hasil penangkarannya akan diuji oleh BPSBTPHP. Jika lolos maka benih tersebut akan diberi label ungu dan siap digunakan untuk berproduksi. "Pengetahuan petani jadi meningkat karena sudah dilatih metode penangkaran benih, harga jualnya juga sekitar Rp 12.500 per kg dibandingkan menjual gabah kering panen hanya sebesar Rp 4.500 per kg," kata dia.

Varietas yang digunakan adalah inpari 30. Untuk penangkaran benih di Kabupaten Bogor sudah dilakukan sejak 2016. Sedangkan di Kecamatan Jonggol baru dilakukan penangkaran benih secara mandiri tahun ini dan baru panen sekali sebanyak 30 ton. Inovasi yang dimaksud yaitu penangkaran benih secara mandiri. "Jadi sekarang petani mudah dapatkan benih, tidak perlu membeli dari luar," kata dia.

Selain itu juga bisa di jual keluar kelompok atau desa lain dan bisa mendapatkan keuntungan yang lebih dibandingkan menjual gabah kering petani. Saat ini di Kecamatan Jonggol baru ada satu kelompok penangkar benih.

Panen padi di Jonggol dilakukan di area seluas 80 hektare. Produktivitasnya sekitar 7,4 ton per hektare. Kabupaten Bogor sendiri memiliki potensi luas lahan seluas 47.265,94 hektare. Sebesar 37.301,62 hektare sudah ditanami.

Sedangkan alokasi bantuan pemerintah yang sudah disalurkan di Kabupaten Bogor melalui Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas Mutu Hasil Tanaman Pangan untuk budi daya padi inbrida seluas 900 hektare, padi khusus 25 hektare, kedelai 1000 hektare dan jagung 250 hektare.

Selain itu petani juga mendapatkan bantuan alat dan mesin pertanian berupa traktor roda dua pompa air. Ada juga kultivator dan bantuan hand sprayer serta rehabilitasi jaringan irigasi tersier seluas 500 hektare. Selain itu ada juga embung sebanyak dua unit dan pipanisasi sebanyak dua unit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement