Senin 19 Mar 2018 19:17 WIB

Empat Desa di Morotai Peroleh Pasokan Listrik

Saat ini sudah ada 79 desa dari 88 desa di Pulau Morotai telah berlistrik

Rep: Rakhmat Hadi Sucipto/ Red: Hiru Muhammad
 Petugas PLN sedang memasang jaringan listrik di Desa Pulau Podimor Padange, Kecamatan Morotai Jaya, Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara, Sabtu (17/3) lalu.
Foto: dok PLN
Petugas PLN sedang memasang jaringan listrik di Desa Pulau Podimor Padange, Kecamatan Morotai Jaya, Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara, Sabtu (17/3) lalu.

REPUBLIKA.CO.ID MOROTAI – Empat desa di Pulau Morotai, yakni Desa Podimor Padange, Bere-Bere Kecil, Titigogoli, dan Desa Hapo yang terletak di Kecamatan Morotai Jaya, Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara, sebentar lagi bisa menikmati aliran listrik.

Saat ini PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sedang menyelesaikan pembangunan infrastruktur listrik di empat desa tersebut.

Menurut Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka, pengerjaannya sudah masuk pada tahap pemancangan tiang listrik dan pemasangan isolator di sepanjang jalur desa-desa tersebut. "Saat ini sudah ada 79 desa dari 88 desa di Pulau Morotai telah berlistrik dan sedang dalam tahap konstruksi,” ungkap Made.

Made menyatakan, PLN menargetkan seluruh desa di Pulau Morotai dapat menikmati listrik pada 2018. Dia berharap masyarakat bisa meningkatkan taraf hidup mereka setelah listrik masuk desa. Dampak lebih luasnya, kegiatan perekonomian di desa tersebut dan desa sekitarnya juga akan lebih maju dan berkembang.

PLN membangun jaringan tegangan menengah (JTM) sepanjang 22,56 kms, jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang 2,88 kms, dan empat gardu distribusi dengan total investasi Rp 3.069.886.000. PLN menargetkan listrik di keempat desa tersebut dapat menyala pada April 2018. “Listriknya akan dipasok dari PLTD Sopi 1x500 kilowatt dan menyala selama 24 jam,” ujar Made.

Semula tiang-tiang listrik yang digunakan di empat desa harus diangkut melalui jalur laut dari Ternate. Butuh satu hari perjalanan jika cuaca normal untuk membawa tiang hingga ke lokasi.

Tidak jarang kapal pengangkut tiang-tiang kesulitan berlayar karena terjangan ombak di perairan sekitar Pulau Morotai. Sejak awal 2018, menurut Made, pengangkutan tiang dapat dilakukan melalui Tobelo sehingga menghemat waktu.

Ada 388 keluarga yang tinggal di empat desa tersebut. Warga desa pun sudah tak sabar ingin menikmati terang pada malam hari. Kepala Desa Podimor Padange Albor Dama merasa bersyukur akhirnya listrik bakal terang di desanya.

"Kami sampaikan terima kasih banyak atas program-program dari pemerintah dan kami dari pelosok yang baru merasakan listrik ini sudah merdeka sekarang,” ujarnya.

Masuknya listrik ke Desa Podimor Padange akan mengurangi pengeluaran rumah tangga. Warga selama ini menggunakan genset untuk menerangi listrik. Minimal butuh BBM 30 liter setiap sebulan.

Tak semua warga mendapatkan jatah listrik genset. Masih banyak yang memakai lampu minyak. “Jika listrik masuk, pemakaian listrik kemungkinan hanya Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu per bulan," kata Albor.

Adanya listrik, kata Albor, bakal meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak. Mengapa? Karena mereka bisa belajar dengan lebih baik pada malam hari. "Anak-anak bisa belajar saat malam karena sudah ada penerangan," ujar Albor.

Tahun ini PLN menargetkan melistriki 290 desa di Maluku Utara. Secara nasional, rasio desa berlistrik hingga 2017 lalu sudah mencapai 97,1 persen. Total desa berlistrik sampai Januari 2018 sebanyak 75.735 desa. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement