REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia memiliki sekitar 625 ribu pengikut di Twitter, jumlah terbanyak dibanding dengan bank sentral lain. Hampir 12 ribu cicitan yang diunggah Bank Indonesia berisikan pembaruan nilai tukar dan inflasi hingga kuis berhadiah. Video ringan dengan konten bagaimana menemukan uang kertas palsu juga berada di dalamnya.
Dilansir Bloomberg, Senin (12/3), Direktur Federal Reserve, Jerome Powell, bisa belajar banyak tentang aktivitas akun Bank Indonesia. Sebab, ia sedang fokus dalam melakukan komunikasi kebijakan moneter dengan lebih baik.
Berada di bawah akun Twitter Bank Indonesia adalah bank sentral Meksiko yang memiliki hampir 600 ribu pengikut. Sementara bank sentral Amerika Serikat dan Euro Area memiliki kurang dari 50 ribu pengikut, akun Twitter Bank India diikuti oleh sekitar 300 ribu pengikut.
Juru bicara Bank Indonesia, Agusman, mengatakan pembuat kebijakan menyadari bahwa peggunaan media sosial telah menjadi kebutuhan mengingat populasi generasi milenial yang besar. "Dengan media sosial, kita bisa mendobrak hambatan komunikasi dan juga berkomunikasi dengan banyak gaya," ujarnya.
Melalui akun media sosial, bank berkomitmen membuat kontennya lebih menarik dan mudah dibagikan. Tidak kalah penting, menjadi seperti virus yang merebak ke berbagai kalangan, terutama anak-anak muda.
Tapi, media sosial tidak hanya berbicara "klik". Media sosial merupakan cara efisien untuk berkomunikasi dengan lebih dari 26 juta orang Indonesia di ribuan pulau yang luasannya hampir sama dengan bentangan dari New York ke London.
Orang Indonesia sendiri merupakan pengguna media sosial yang produktif. Menurut penyedia data pasar dan konsumen, lebih dari 24 juta akun Twitter telah dibuat oleh masyarakat Indonesia. Jumlah tersebut membuat Indonesia berada di urutan ketiga sebagai negara dengan pengguna Twitter terbanyak setelah Amerika Serikat dan India.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
