Senin 26 Feb 2018 15:15 WIB

Temui JK, Chevron Lapor Perkembangan Bisnis di Indonesia

Chevron tetap berkomitmen untuk mengeksplorasi dan eksploitasi sumber daya migas RI.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Logo Chevron.
Foto: stateimpact.npr.org
Logo Chevron.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI) Jusuf Kalla (JK) menerima Presiden Chevron Asia Pasifik Steve Green bersama dengan jajarannya. Dalam pertemuan tersebut, Chevron melaporkan perkembangan bisnisnya selama di Indonesia.

Senior Vice President Policy, Government, and Public Affairs Chevron Indonesia Yanto Sianipar mengatakan, setiap kuartal pertama Chevron selalu memberikan laporan perkembangan bisnis terbaru kepada wakil presiden. Hal ini sudah dilakukan sejak kuartal pertama 2016.

"Di setiap kuartal pertama kita memberikan update ke pak wakil presiden mengenai perkembangan bisnis Chevron sebagai investor terbesar minyak dan gas di Indonesia," ujar Yanto usai pertemuan di Kantor Wakil Presiden, Senin (26/2).

Yanto mengatakan, dalam pertemuan tersebut wakil presiden mengapresiasi pertumbuhan bisnis Chevron di Indonesia. Adapun, Chevron tetap berkomitmen untuk mengeksplorasi dan eksploitasi sumber-sumber daya minyak dan gas untuk kebutuhan dalam negeri.

"Pada dasarnya pak wakil presiden mengatakan terima kasih untuk kerja sama yang baik, karna Chevron telah menjadi mitra yang terus menerus. Sejak 93 tahun yang lalu kita sudah ada di Indonesia, kita sudah membuktikan kerja sama kemitraan yang baik," kata Yanto.

Dalam pertemuan tersebut, Chevron juga melaporkan proyek-proyek eksplorasi sumber daya minyak dan gas yang sedang berjalan seperti yang tertulis dalam kontrak kerja sama dengan Indonesia. Salah satu proyek eksplorasi yang dibicarakan kepada wakil presiden adalah mengenai kontrak Blok Rokan.

Adapun Blok Rokan kontraknya akan berakhir pada 2021. Diketahui, Pertamina tertarik untuk mengelola Blok Rokan setelah kontraknya berakhir. Sebab, blok yang dikelola Chevron ini masih memiliki cadangan yang besar.

Akan tetapi, Chevron belum mengajukan surat permohonan perpanjangan kontrak. Yanto enggan berkomentar lebih lanjut ketika ditanya mengenai permohonan perpanjangan kontrak Blok Rokan. Yanto menegaskan, Chevron hanya melaporkan kegiatan-kegiatan bisnis yang sedang berlangsung kepada wakil presiden.

"Saya pikir itu (Blok Rokan) bagian dari pembicaraan, saya tidak akan bicarakan detail semua yang kita lpokan ke wakil presiden," kata Yanto.

Blok Rokan menjadi salah satu penopang produksi siap jual (lifting) minyak nasional. Sepanjang 2017 tercatat lifting minyak Blok Rokan mencapai 224,3 ribu barel per hari. Capaian ini sebesar 97,9 persen dari target APBNP 2017.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement