Selasa 20 Feb 2018 10:28 WIB

Bursa Syariah Dipersiapkan untuk Investor Timteng

Bursa syariah bisa mendatangkan lebih banyak investor asal Timur Tengah.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Budi Raharjo
Pergerakan harga saham pada layar di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (ilustrasi)
Foto: Republika/ Wihdan
Pergerakan harga saham pada layar di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Bursa Efek Indonesia (BEI) terus menggodok adanya bursa syariah. Ditargetkan akhir tahun 2018 telah terwujud adanya skema bursa syariah di tanah air.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Rosan Roeslani mengatakan, Direktur Utama BEI Tito Sulistio sudah melakukan kunjungan ke luar negeri mengingat yang mengelola bursa syariah adalah BEI. "Sistemnya ada penyempurnaan," kata dia.

Pembicaraan dengan anggota BEI, beberapa asosiasi dan pengusaha telah menghasilkan kesepakatan yang pada prinsipnya setuju. Ia pun berharap hadirnya bursa syariah bisa mendatangkan lebih banyak investor asal Timur Tengah. "Yang kita inginkan untuk bursa syariah menjadi alternatif untuk investor Timur Tengah," katanya.

Sebelumnya,BEI mencatat, transaksi saham di BEI didominasi oleh saham berbasis syariah. Sebanyak 62 persen jumlah saham yang ditransaksikan di BEI merupakan saham berbasis syariah, sebanyak 55 persen kapitalisasi pasar di BEI merupakan saham syariah, bahkan 56 persen nilai transaksi saham di BEI dilakukan di saham berbasis syariah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement