REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam menapak tahun 2018 ini, BPJS Ketenagakerjaan semakin mantap melangkah setelah melewati tahun 2017 dengan cemerlang. Capaian kinerja tahun 2017 (unaudited) telah mencapai target, baik dari sisi kepesertaan, jumlah iuran, hingga hasil investasi, dan diharapkan akan lebih baik di tahun 2018 ini.
Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto, mengatakan pihaknya telah mengerahkan upaya terbaik agar perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan ini selalu optimal. "Hasil kinerja tahun 2017 ini merupakan bukti keseriusan kami dalam menyelenggarakan program jaminan sosial ketenagakerjaan," ujar Agus melalui siaran tertulis yang diterima Republika.co.id, Selasa (30/1).
Total pekerja yang terdaftar pada BPJS Ketenagakerjaan tahun 2017 telah mencapai 44,99 juta orang. Sementara peserta aktif mencapai 26,24 juta orang atau mencapai 104,08 persen dari target sebesar 25,21 juta untuk tahun 2017.
Capaian ini lebih tinggi dibanding periode yang sama pada tahun 2016 yaitu meningkat sebesar 15,95 persen. Dari sisi jumlah pemberi kerja aktif juga mencapai target yang ditetapkan, yaitu sebanyak 488.188 atau mencapai 114,86 persen dari target sebesar 425 ribu.
Dari sisi pencapaian iuran, realisasi tahun 2017 mencapai Rp 56,41 triliun, atau mencapai 101,88 persen dari target sebesar Rp 55,37 triliun. Senada dengan capaian lainnya, sektor pengelolaan dana juga melampaui target yang ditetapkan, dengan total dana investasi sebesar Rp 317,26 Triliun atau mencapai 106,85 persen dari target sebesar Rp 296,92 Triliun.
Sementara hasil investasi mencapai Rp 26,71 Triliun, atau mencapai 107,53 persen dari target hasil investasi sebesar Rp 24,84 Triliun. Pengelolaan dana investasi tersebut memberikan tingkat pengembalian atau Yield on Investment (YOI) sebesar 9,4 persen.
"Dari pengelolaan dana tersebut, peserta akan menerima hasil pengembangan JHT sebesar 7,83 persen atau meningkat 0,64 perden dari tahun 2016 yang mencapai 7,19 persen. Hasil pengembangan tersebut melampaui rata-rata tingkat suku bunga deposito bank pemerintah tahun 2017 yang mencapai 5,19 peesen," kata Agus.
Sementara itu, alokasi aset BPJS Ketenagakerjaan untuk tahun 2017 didominasi surat utang sebesar 58,70 persen. Kemudian diikuti saham sebesar 18,99 persen, deposito sebesar 12,46 persen, reksadana 9,13 persen, properti 0,58 persen dan penyertaan 0,13 persen. Untuk pembayaran klaim dan jaminan yang dilakukan sepanjang tahun 2017 mencapai Rp 25,36 triliun dengan total klaim sebanyak 2,04 juta dari empat program yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan.
Capaian kinerja tersebut merupakan hasil kerja keras seluruh personel BPJS Ketenagakerjaan. "Kami juga banyak menerima apresiasi dari berbagai pihak pada tahun 2017 yang lalu, salah satunya penghargaan diberikan oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) di penghujung tahun 2017", ujarnya.
Untuk tahun 2018 ini, BPJS Ketenagakerjaan menargetkan kepesertaan aktif sebesar 29,65 juta pekerja yang meningkat sebanyak 13,03 persen dari realisasi tahun 2017. Total iuran, BPJS Ketenagakerjaan mendapat target sebesar Rp 64,37 Triliun yang meningkat 14,34 persen dari tahun 2017. Sementara untuk target dana kelolaan sebesar Rp 367,88 Triliun atau meningkat 15,96 persen dari tahun 2017.
"Kami akan terus meningkatkan kinerja institusi sekaligus juga memberikan pelayanan terbaik untuk peserta di tahun 2018 ini," ujar Agus.
Beberapa strategi telah dipersiapkan untuk mengejar target kepesertaan, antara lain dengan sistem keagenan yaitu PERISAI dan mempertajam pelaksanaan law enforcement. Teknologi sistem informasi, Agus mengatakan, juga akan diperbaharui untuk mendukung peningkatan kepesertaan dan pelayanan.
"Kami optimistis dapat menaklukkan tantangan tahun 2018," tutupnya.