Ahad 21 Jan 2018 23:46 WIB

Menperin Tinjau Progress Pabrik Rayon Terbesar di Indonesia

Pembangunan APR mengurangi ketergantungan impor atas bahan kapas dan rayon

Menteri perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto.
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Menteri perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA  -- Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto meninjau pembangunan pabrik Asia Pacific Rayon (APR) yang merupakan pabrik rayon terintegrasi terbesar di Indonesia.

APR memiliki nilai investasi sekitar Rp 10,9 trilliun dan kapasitas produksi hingga 350 ributon per tahun. Melalui siaran persnya yang diterima di Jakarta, Ahad (21/1), Airlangga memuji investasi dan komitmen APR dalam mendukung agenda pemerintah terhadap industri strategis tekstil nasional agar bisa berkompetisi di pasar global.

Pembangunan pabrik APR, yang merupakan hasil investasi PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), dinilai mampu mendukung industri tekstil nasional sehingga mengurangi ketergantungan impor atas bahan kapas dan rayon.

Rayon merupakan serat dari tumbuhan alami dan memiliki serapan lebih baik dari katun. Produk yang dihasilkan APR dapat dimanfaatkan ke berbagai macam industri, seperti alas tidur, pakaian, handuk, tisu basah untuk bayi, masker dan produk kebersihan lainnya.

Selain berorientasi pada aspek hilirisasi, pabrik APR juga mampu menyerap tenaga kerja baru sebanyak 4.230 orang pada tahap pembangunan dan 1.218 kesempatan kerja tersedia pada tahap operasional.

Pendirian pabrik APR ini juga berpotensi meningkatkan produk domestik regional bruto Provinsi Riau sebesar 1,49 persen dari sektor nonmigas serta mendorong geliat UMKM yang terlibat dalam kegiatan operasional pabrik.

Sementara itu, Direktur APR Thomas Handoko mengatakan operasional pabrik rayon tersebut diharapkan dapat memberikan dampak positif secara ekonomi dan sosial bagi masyarakat sekitar.

Thomas menjelaskan dengan meningkatnya produksi serat rayon di Indonesia, APR akan mendukung rantai nilai produksi tekstil dalam negeri, mengurangi impor bahan baku dan memastikan daya saing kompetitif Indonesia secara global.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement