REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia meminta dukungan Australia untuk mempercepat proses aksesi Indonesia dalam Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) dan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP) melalui penguatan kerja sama ekonomi.
“Indonesia mengharapkan agar Australia terus memperkuat kerja sama dalam rangka mendorong aksesi Indonesia pada Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) dan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP),” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (20/8/2025).
Dalam pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong, kedua menteri membahas penguatan hubungan strategis kedua negara melalui implementasi Plan of Action for the Indonesia-Australia Comprehensive Strategic Partnership 2025–2029.
Menurut dia, dukungan dari Australia menjadi krusial lantaran kedua forum ekonomi itu dapat memperluas akses pasar, meningkatkan integrasi ekonomi, serta memperkuat posisi Indonesia di kancah global.
Airlangga dan Penny Wong juga menyoroti pentingnya sinergi antara Comprehensive Strategic Partnership Plan of Action dengan strategi ekonomi regional Australia Invested: Australia’s Southeast Asia Economic Strategy to 2040.
Kedua strategi tersebut dinilai akan membuka peluang lebih besar bagi peningkatan perdagangan, investasi dan kerja sama pembangunan di kawasan ASEAN.
“Penyelarasan kedua dokumen strategis ini akan memberikan arah jelas bagi penguatan hubungan ekonomi Indonesia dan Australia dalam jangka panjang,” ujar Airlangga.
Lebih lanjut, Menko Airlangga turut mengapresiasi komitmen Australia dalam mendorong investasi berkelanjutan dan keterlibatannya di kawasan Indo-Pasifik.
Kedua negara sepakat untuk memperluas akses pasar, mendorong investasi bilateral, serta memperkuat konektivitas ekonomi melalui program bersama dalam Plan of Action 2025–2029.