Rabu 27 Dec 2017 18:29 WIB

Ikut Proyek Tol Trans Sumatra, Bank Mandiri Kucurkan Rp 2 T

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Gita Amanda
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo (kanan),berbincang bersama Direktur Retail Banking Bank Mandiri Tardi (kiri),di sela pemaparan kinerja Bank  Mandiri Triwulan II/2017 di Jakarta, Rabu (19/7).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo (kanan),berbincang bersama Direktur Retail Banking Bank Mandiri Tardi (kiri),di sela pemaparan kinerja Bank Mandiri Triwulan II/2017 di Jakarta, Rabu (19/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tujuh bank besar di Indonesia mengucurkan kredit investasi sindikasi sebesar Rp 8,067 triliun. Dana itu akan digunakan untuk pengembangan Jalan Tol Trans Sumatera ruas Bakauheni-Terbanggi Besar yang akan dilakukan oleh PT Hutama Karya.

Tujuh bank tersebut di antaranya Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), serta Bank Central Asia (BCA). Bank CIMB Niaga dan Bank Permata pun turut dalam proyek sindikasi itu.

Pada sindikasi tersebut, Bank Mandiri mengucurkan porsi kredit sebesar Rp 2 triliun. "Melalui sindikasi ini, kami berharap dapat mendukung kelancaran pembangunan jalan tol di Sumatera sehingga pemerataan ekonomi dapat segera terwujud," kata Direktur Utama Kartika Wirjoatmodjo, di Jakarta, Rabu (27/12).

Sementara itu Direktur Bank Permata Darwin Wibowo menyebutkan, porsi kredit perseroan dalam proyek sindikasi kali ini sebesar Rp 500 miliar. Ia menjelaskan, tahun ini porsi pembiayaan Bank Permata ke infrastruktur meningkat cukup signifikan dibandingkan tahun lalu.

"Kita kan baru mulai tumbuh lagi. Tahun kemaren, kan kurang bagus kinerjanya, tahun ini kita mulai bergerak maju dan infrastruktur jadi salah satu fokus tahun ini dan tahun depan," jelas Darwin. Dirinya menambahkan, total kredit Bank Permata ke infrastruktur sekitar Rp 1 triliun tahun ini.

Perlu diketahui, nilai investasi pembangunan ruas Bakauheni-Terbanggi Besar sebesar Rp 16,7 triliun. Skema pemenuhannya melalui equity sebesar Rp 8,7 triliun dan loan sebesar Rp 8 triliun.

PT Hutama Karya sebagai pengembang mengatakan, sudah memenuhi porsi equity dari investasi tersebut melalui Penyertaan Modal Negara (PNM) serta penjualan surat hutang korporasi. Pada 2015 atau 2016 lalu, Hutama Karya diberi PNM oleh negara sebesar Rp 2,2 triliun. Kemudian di akhir 2016 hingga 2017, secara bertahap perseroan menerbitkan surat hutang dan berhasil mengumpulkan dana Rp 6,5 triliun sehingga total equity untuk proyek ini sudah close di Rp 8,7 triliun.

Dengan dipenuhinya porsi equity, maka selanjutnya porsi pinjaman dipenuhi dengan pinjaman kredit investasi dari sindikasi tujuh perbankan. Lalu ditambah dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) sebagai pemberi fasilitas Cash Deficiency Support (CDS).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement