REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Tiga divisi Mitsubushi kedapatan mengakali kualitas beberapa produk dirgantara, mobil, dan industri energi listrik dengan memalsukan data.
Persoalan ini terungkap pasca investigasi skandal Kobe Steel dilakukan. Mitsubishi Materials sudah meminta maaf atas manipulasi yang terjadi dan berjanji akan memperketat pengawasan kualitas agar hal serupa tidak terulang, demikian dilansir BBC, Kamis (23/11).
Divisi lain, Mitsubishi Cable, memanipulasi data material penyegel sambungan logam. Material senilai 264 juta dolar AS itu dikirim antara April 2015 hingga September 2017 ke 229 perusahaan mitra. Termasuk di dalamnya adalah 70 perusahaan industri dirgantara dan tujuh produsen mobil.
Sementara divisi Mitsubishi Shindoh mengakali data produk tembaga yang dipasok ke 29 perusahaan mitra. Sejauh ini, Mitsubishi mengklaim tak ada isu legal dan keselamatan yang ditemukan.
Di sisi lain, Mitsubishi Alumunium juga memasok produk dengan data palsu yang mereka klaim aman digunakan.
Sebelumnya, pada September 2017 lalu, perusahaan baja terbesar ke tiga asal Jepang, Kobe Steel, mengakui manipulasi data kualitas beberapa produk mereka yang telah berlangsung selama sekitar satu dekade. Belum didapati adanya persoalan keamanan pasca itu.
Mitsubishi Materials memiliki 45 persen saham di perusahaan gabungan yang dibentuk bersama Kobe Steel, yang didalamnya termasuk pusat energi Hatano. Hatano inilah yang jadi sorotan skandal Kobe.
Beberapa perusahaan Jepang juga pernah mengakui hal serupa. Mitsubishi Motors tahun lalu mengakui memalsukan data kemampuan efisiensi bahan bakar 625 ribu kendaraan yang mereka jual di Jepang. Produsen Tanaka juga akhirnya dinyataka pailit pada pertengahan 2017 ini setelah memalsukan data produk mereka yang mengakibatkan jatuhnya korban.