REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Tiga produsen mobil Jepang mengkonfirmasi bahwa komponen aluminium yang dibuat oleh Kobe Steel Ltd aman. Hal ini meredakan sejumlah kekhawatiran terkait skandal pemalsuan sertifikasi kualitas yang dilakukan oleh Kobe Steel.
Pada awal Oktober 2017, Kobe Steel mengakui bahwa mereka telah memalsukan data kualitas produk aluminium, tembaga, dan cakram optik selama 10 tahun. Sejak pengumuman tersebut, sejumlah industri mobil, pesawat terbang, dan industri global lainnya mulai mengidentifikasi potensi keamanan terhadap produk mereka.
Dilansir Reuters, Kamis (19/10), Toyota Motor Corp, Honda Motor Corp, dan Mazda Motor Co menggunakan komponen yang dibuat oleh Kobe Steel. Setelah melakukan identifikasi, ketiga produsen mobil terbesar ini menyatakan bahwa komponen tersebut memenuhi standar keamanan.
"Kami memastikan bahan komponen tersebut memenuhi standar undang-undang yang berlaku dan standar internal kami sendiri, terutama dalam persyaratan keselamatan dan daya tahan kendaraan," ujar Toyota dalam pernyataannya.
Aluminium menjadi bahan baku yang populer digunakan sebagai body kendaraan karena lebih ringan dari baja dan meningkatkan efisiensi bahan bakar. Regulator Eropa menyarankan kepada produsen pesawat terbang untuk berhenti menggunakan suku cadang dari Kobe Steel sampai keamanan produknya dapat diverifikasi.
Kementerian Darat, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang berencana untuk menyelidiki keamanan mobil, kereta api, dan pesawat terbang yang menggunakan bahan baku dari Kobe Steel. Masalah skandal pemalsuan tersebut juga ditemukan di anak perusahaan Kobe Steel yang terdapat di Thailand, Cina, dan Malaysia.
Pengakuan Kobe Steel merupakan kasus terbaru dalam serangkaian kasus pelanggaran lain yang melibatkan pabrikan Jepang. Beberapa pekan lalu, Nissan Motors menarik lebih dari satu juta kendaraan produksinya setelah mengakui bahwa staf mereka yang tidak memiliki sertifikasi khusus telah melakukan inspeksi akhir untuk kendaraan yang akan dijual di pasar domestik.
Selain itu, pembuat airbag Takata juga mengalami penurunan omzet setelah ditemukan kecacatan di sejumlah produknya yang telah menyebabkan kecelakaan fatal di sejumlah negara. Investor mengaku khawatir dengan dampak finansial dan dampak hukum bagi perusahaan.