REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Badan Keselamatan Penerbangan Eropa merekomendasikan agar perusahaannya menangguhkan penggunaan produk Kobe Steel. Rekomendasi di situs agensi tersebut mengikuti pengakuan perusahaan mengenai pemalsuan data inspeksi produk yang dijual ke ratusan perusahaan.
Badan tersebut mengatakan perusahaan harus benar-benar meninjau runtutan pasokan untuk mengidentifikasi 'bagian yang diduga melanggar' dari Kobe Steel yang mungkin telah mereka gunakan. "Bila pemasok alternatif tersedia, disarankan untuk menunda penggunaan produk Kobe Steel sampai legitimasi bagian yang terkena dampak dapat ditentukan," kata pemberitahuan tersebut dilansir AP.
Arahan tersebut belum menunjukkan 'kondisi tidak aman' yang memerlukan tindakan segera lebih lanjut seperti peringatan kelaikan udara. Namun agensi telah menghubungi pihak berwenang Jepang untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Meskipun begitu Kobe Steel tidak segera berkomentar atas pengumuman tersebut.
Perusahaan berusia 112 tahun (Kobe Steel) ini merupakan pemasok utama produk logam yang digunakan untuk pesawat terbang, kereta api, kendaraan dan peralatan lainnya.
Perusahaan pembuat logam dan peralatan ini mengatakan pada Selasa (17/10) malam pihaknya akan "terbuka" dengan penyelidikan oleh Departemen Kehakiman AS.
Koran Mainichi Jepang dan media lokal lainnya, mengutip mantan pekerja Kobe Steel, telah melaporkan masalah tersebut dimulai lebih dari 30 tahun yang lalu. Perusahaan tersebut melaporkan penemuan inspeksi palsu atau data palsu untuk bubuk baja, produk canai aluminium dan tuang, strip tembaga dan tabung dan tempa, dan di antara banyak produk lainnya.
Mereka mengakui pemalsuan data inspeksi yang kemungkinannya sudah dilakukan hingga satu dekade lalu dan mempengaruhi lebih dari 500 pelanggan. Namun, Pemerintah Jepang dan perusahaan mengatakan ketidak jelasan pelaporan akan menimbulkan keselamatan perusahaan.
Pihak perusahaan mengatakan, dalam beberapa kasus produk mungkin benar-benar melebihi spesifikasi pelanggan tergantung situasi dan kondisi.
Masalah utamanya adalah muncul dari produk yang "berbelok" kualitasnya, data perhitungan keuangan dan sertabkorupsi produk yang menyokong citra kecakapan produksi unggulan di Jepang.