REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ramadan tahun ini menjadi momentum bagi pelaku usaha lokal dapat naik kelas, meskipun menghadapi tantangan di tengah ketidakpastian ekonomi dan penurunan daya beli masyarakat. Untuk menjaga kestabilan usaha, para pelaku usaha harus lebih bijak dalam mengelola keuangan sekaligus kreatif pada kalangan masyarakat yang semakin selektif dalam membelanjakan uang.
Bahasan ini disampaikan dalam talk show bertajuk 'Beragam Cara Baik Mengelola Keuangan dan Bisnis selama Ramadhan' yang diselenggarakan Bank Jago dan melibatkan puluhan pelaku usaha lokal di Jakarta. Dalam diskusi tersebut sejumlah tantangan sudah menunggu pelaku usaha ketika Ramadhan, mulai dari penurunan daya beli, kesulitan mengelola arus kas, kenaikan harga bahan baku, hingga perubahan perilaku konsumen.
“Maka itu, para pelaku usaha harus pintar-pintar mengatur cash flow saat Ramadan. Jangan sampai lebih besar pasak daripada tiang. Juga harus lincah dan kreatif mencari peluang usaha di tengah penurunan daya beli. Manfaatkan tren YONO (you only need one) kalangan anak muda dengan menawarkan produk-produk yang relevan dan esensial,” ujar Head of Sharia Digital Funding Bank Jago Nur Fajriah Rachmah dikutip pada Sabtu (15/2/2025).
Selama Ramadan, menurut Nur, pelaku usaha bisa menjaga arus kas dengan memperketat pengeluaran, menunda pembelian bahan baku yang tidak mendesak, dan mengoptimalkan penjualan melalui promosi atau paket spesial. Pelaku usaha lokal bisa melakukan diversifikasi usaha atau menyesuaikan strategi pemasaran dapat lebih menonjolkan kualitas dan manfaat dari produk-produknya, serta menjangkau pasar yang lebih luas.
“Misalnya, jika bisnis sebelumnya hanya menjual makanan kering, cobalah menambah produk seperti makanan khas berbuka, seperti takjil. Tawarkan promo spesial barang kebutuhan utama Ramadan,” kata Nur.
Pelaku usaha lokal juga perlu mengelola keuangan bisnis mereka dengan bijak, lanjut Nur, yang mencakup pengelolaan arus kas yang baik, pencatatan transaksi yang rapi, dan memisahkan keuangan pribadi dengan bisnis. Dengan mencatat setiap transaksi secara rinci, pengusaha dapat memonitor kondisi keuangan mereka dengan lebih jelas dan membuat keputusan yang lebih tepat.
“Sekarang sudah banyak aplikasi keuangan yang memudahkan kita untuk membuat budgeting, salah satunya adalah Aplikasi Jago dan Jago Syariah, yang punya fitur Kantong untuk memisahkan anggaran pribadi dan bisnis biar tidak tercampur,” ucap Nur.
Selain itu Nur juga menekankan pentingnya pelaku usaha menyiapkan dana darurat atau cadangan guna menghadapi fluktuasi penjualan yang tidak menentu. Menurutnya, ketika kondisi pasar sepi atau permintaan turun, dana ini menjadi penyelamat untuk menjaga kelangsungan operasional usaha.
“Intinya adalah pisahkan keuangan pribadi dan usaha, lakukan budgeting, siapkan dana darurat, manfaatkan teknologi seperti Aplikasi Jago atau Jago Syariah, dan evaluasi kinerja keuangan secara berkala untuk memastikan bisnis tetap sehat dan berkembang," ujarnya.kku