Jumat 27 Oct 2017 15:26 WIB

Harga Gabah di Indramayu Mulai Naik Jelang Musim Tanam

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Nur Aini
Sejumlah pekerja mengeringkan gabah di pelataran penggilingan padi/ilustrasi
Foto: Antara
Sejumlah pekerja mengeringkan gabah di pelataran penggilingan padi/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Menjelang musim tanam rendeng (penghujan) 2017/2018, para petani di Indramayu mulai melepas gabah simpan milik mereka. Harga gabah pun kini makin mahal.

Berdasarkan pantauan di sejumlah sentra padi di Kabupaten Indramayu, harga gabah kering giling (GKG) saat ini sudah menembus Rp 6.800 per kilogram. Harga tersebut kembali mengalami kenaikan dibanding pertengahan Oktober 2017 yang masih mencapai Rp 6.500 per kilogram.

Harga itupun jauh melebihi harga pembelian pemerintah (HPP) GKG. Untuk HPP GKG di tingkat gudang Bulog, hanya Rp 4.650 per kilogram yang kemudian dinaikkan 10 persen menjadi Rp 5.115 per kilogram.

Selain GKG, harga gabah kering panen(GKP) juga naik. Saat ini, harganya berkisar antara Rp 5.800 per kilogram - Rp 6.000 per kilogram. Sedangkan HPP GKP berdasarkan Inpres No 5Tahun 2015 hanya Rp 3.700 per kilogram.

"Harga gabah sekarang memang makin tinggi," kata Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) KabupatenIndramayu, Sutatang kepada Republika.co.id, Jumat (27/10).

Sutatang mengatakan, makin tingginya harga gabah itu disebabkan semakin berakhirnya masa panen gadu (kemarau). Bahkan, saat ini petani sudah mulai bersiap menyambut musim tanam rendeng.

Sutatang mengatakan, saat inipun petani yang sempat menyimpan gabah hasil panen periode Agustus lalu mulai melepasnya. Gabah itu dijual karena mereka membutuhkannya untuk modal musim tanam rendeng.

Selain itu, daerah-daerah yang semula mengalami keterlambatan tanam gadu juga mulai memasuki masa panen. Karenanya, stok gabah di tingkat petani jadi bertambah. "Harga gabah sekarang juga kansudah tinggi sekali, mereka khawatir nanti harganya keburu turun," tutur Sutatang.

Sementara itu, salah seorang petani di Kecamatan Jatibarang, Sadi, mengakui saat ini mulai melepas gabahnya untuk dijual. Saat panen gadu lalu, dia memang sengaja menyimpan sebagian hasil panennya sebagai persiapan modal musim tanam rendeng. "Sebagian hasil panen sebelumnya sudah langsung saya jual untuk memenuhi kebutuhan keluarga," kata Sadi.

Sadi mengakui, saat ini harga gabah sudah sangat tinggi. Saat panen gadu lalu, harga gabah kering panennya hanya dihargai Rp 4.800 per kilogram.

Sebelumnya, Kepala Bulog SubDivre Indramayu, Asep Buhori, mengakui, tingginya harga gabah di tingkat petani di Kabupaten Indramayu saat ini membuat penyerapan Bulog Sub Divre Indramayu menjadi terganggu.

Asep menyebutkan, target penyerapan Bulog Indramayu pada tahun ini mencapai 114 ribu ton setara beras. Dari jumlah tersebut, hingga 13 Oktober 2017, realisasinya baru mencapai 56 ribu ton setara beras.

Asep pun mengakui, target penyerapan pada tahun ini sulit tercapai. Namun, dia akan terus berusaha untuk melakukanpenyerapan sebanyak-banyaknya. "Masih ada sisa waktu hingga akhir tahun nanti, " kata Asep.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement