Ahad 22 Oct 2017 14:25 WIB

Pekan Depan, Dua Faktor Ini Dorong Pelemahan Indeks Saham

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Elba Damhuri
Petugas melintasi papan elektronik yang menunjukkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (7/9).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Petugas melintasi papan elektronik yang menunjukkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (7/9).

JAKARTA -- Pergerakan Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) pada pekan kemarin menguat. Pekan lalu kenaikan IHSG tipis yakni hanya 0,09 persen atau di bawah dari pekan sebelumnya yang naik hingga 0,32 persen. Pekan ini, IHSG diprediksi masih akan melemah.

Analis Senior Binaartha Securities Reza Priyambada mengatakan, masih adanya sentimen dari pelemahan kurs rupiah dan pasar obligasi dalam negeri turut memengaruhi laju IHSG. Terdapat pula sentimen dari global yang ikut menahan potensi kenaikan lanjutan IHSG.

"Perkiraan terjadinya koreksi sehat tampaknya tidak dihiraukan oleh IHSG di awal pekan lalu yang mampu mengalami kenaikan kembali seiring kembalinya aksi beli. Dengan begitu mampu mengantarkan IHSG  bertahan di zona hijau," ujar Reza di Jakarta, Ahad, (22/10).

Lebih lanjut, ia menjelaskan, aksi beli saham-saham konstruksi dan beberapa properti, membuat indeks sektoralnya mampu mengalami kenaikan tertinggi pada perdagangan pekan lalu. Kemudian dilanjutkan dengan saham dari sektor industri dasar, konsumer, dan lainnya.

Kemudian, adanya anggapan pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI yang membuat pasar menjadi hijau di pekan lalu, kata Reza, hanya kebetulan. Pasalnya, itu bukan penggerak utama dan tidak memengaruhi sentimen pasar secara umum.

Pelamahan IHSG juga terjadi jelang pengumuman Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang terjadi pekan lalu. "Padahal waktu itu, sejumlah bursa saham Asia cenderung bergerak positif dari bursa saham AS yang kembali menyentuh rekor terbarunya dan hasil positif dari kongres partai Komunis Tiongkok," tutur Reza.

Ia pun memprediksi pergerakan IHSG pada pekan depan diperkirakan rentan kembali terjadi pelemahan. Hal itu disertai volume beli yang hanya naik tipis.

Menurutnya, pelaku pasar pun cenderung kembali menahan diri. Sikap itu diprediksi masih akan terjadi pada di pekan depan. 

"Penyebabnya karena pelaku pasar masih mengantisipasi rilis kinerja keuangan emiten. Potensi pembalikan arah melemah juga seiring mulai adanya aksi ambil untung," ujar Reza.

Sentimen dari global, kata dia, masih akan dicermati pula. Dengan begitu berimbas terhadap kondisi dalam negeri terutama pada pergerakan pasar obligasi dan rupiah. Diharapkan, ujar Reza, penguatan di akhir pekan dapat memberikan arah positif selanjutnya bagi IHSG.

Reza memperkirakan, laju IHSG pekan depan akan berada pada kisaran level support 5.884 sampai 5.896. Sedangkan di level resisten pergerakannya di Kisaran 5.972 hingga 5.989.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement