REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) akan membangun sistem aplikasi untuk memperlancar aktivitas Toko Tani Indonesia Center (TTIC). Rencananya aplikasi tersebut diluncurkan sebelum akhir tahun.
"Bentuknya nanti e-commerce. Kita kerja sama dengan e-commerce. Banyak anak-anak muda keluarkan aplikasi," ujar Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan Agung Hendriadi kepada wartawan di Jakarta, Ahad (15/10).
Ia menjelaskan, lewat aplikasi tersebut, TTIC bisa mengetahui dengan cepat, Toko Tani Indonesia (TTI) mana yang memiliki stok bahan pangan pokok serta TTI mana yang memerlukan stok. "Jadi aplikasi ini bisa untuk order, dari TTI ke kelompok tani binaan kita yang berjumlah 2.740 lebih. Jadi kalau TTI di Pasar Minggu misalnya, bisa dapat barang dari Bogor," tutur Agung.
Hal itu, kata dia, mendukung peran TTIC sebagai pusat distribusi (distribution center) yang menghubungkan kebutuhan TTI dengan kelompok tani binaan Kementan. Secara bertahap, TTIC di Medan, Palembang, Lampung, Banten, sampai Makasar akan mengikuti pola distribution center.
Dengan begitu, Agung mengatakan, wilayah penyangga sebagai produsen bisa memasok wilayah konsumen melalui TTIC. Hal itu supaya terjadi keseimbangan dalam penyediaan pangan.
Sayangnya, Agung masih enggan mengungkapkan nilai investasi untuk aplikasi tersebut. "Nggak mahal, yang penting sistemnya kita punya," tambahnya.
Menurutnya, aplikasi untuk pusat distribusi bahan pangan pokok sudah dibangun pula di beberapa negara lain dan dinilai sangat bermanfaat. "Semoga bisa kita laksanakan dengan baik," kata Agung.