REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengusahaan (BP) Batam di bawah kepemimpinan Amsakar Achmad dan Li Claudia Chandra, sukses mencatat lonjakan investasi. Hingga September 2025, BP Batam mampu menorehkan investasi mencapai Rp 54,7 triliun atau 91 persen dari target sebesar Rp 60 triliun.
Torehan itu menjadikan Batam sebagai salah satu kawasan paling progresif di Indonesia, bahkan saat perekonomian kawasan Asia sedang melambat. Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan BP Batam, Fary Djemy Francis, menjelaskan, capaian tersebut dihitung menggunakan metode komprehensif gabungan data Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) dan impor barang modal Penanaman Modal Asing (PMA) dari KPU Bea Cukai Batam.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.
"Metode ini mencerminkan pergerakan investasi secara riil, tidak hanya administratif. Laporan LKPM mencatat proyek yang benar-benar berjalan," ujar Fary dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (28/10/2025).
Hingga triwulan ketiga 2025, realisasi investasi Batam tercatat mencapai Rp 15,48 triliun atau tumbuh 123,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 (year-on-year). BP Batam menyiapkan enam langkah strategis yang jadi kunci meningkatnya kepercayaan investor dan efisiensi perizinan di Batam.
Pertama, dashboard 'Invest in Batam' semua data, satu klik. Kedua, duta investasi Batam jemput investor, bukan menunggu. Ketiga, desk investment dan klinik investasi keliling layanan langsung ke kawasan industri. Keempat, sSinergi dengan Imigrasi dan golden visa investasi tanpa batas negara.