REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan kredit pada bulan Agustus 2017 masih dalam kisaran single digit yaitu 8,4 persen year on year (yoy), menurut data Bank Indonesia (BI). Presiden Direktur Bank CIMB Niaga Tigor M Siahaan mengatakan penyebabnya adalah ketidakpastian global dan daya beli masyarakat yang belum pulih.
Melihat kondisi tersebut, CIMB Niaga pun hanya menargetkan kredit tumbuh di kisaran single digit hingga akhir tahun 2017. "(Target) masih single digit, itu cukup baik, terus untuk pertumbuhan baik. Apalagi kondisi global seperti saat ini The Fed cukup optimistis dan baik, tapi cukup menciptakan uncertainty (ketidakpastian)," kata Tigor kepada Republika.co.id, Ahad (1/10).
Tigor mengatakan, sejalan dengan industri perbankan, kredit di Bank CIMB Niaga juga masih belum tumbuh sesuai harapan. Namun, ia menegaskan tidak semua segmen kredit tumbuh lambat. Misalnya segmen-segmen tertentu seperti core banking, UMKM, dan konsumer masih tumbuh dalam kisaran double digit.
"Tapi memang demand secara keseluruhan tidak sebesar yang kita harapkan, jadi kita growth (tumbuh) tapi harus mengambil prudent banking (kehati-hatian perbankan)," ujar Tigor.
Untuk mendorong permintaan kredit, BI telah menurunkan suku bunga acuan BI 7 Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis points menjadi 4,25 persen. Tigor mengaku pihaknya telah menyesuaikan suku bunga kredit sejalan dengan bank sentral yakni dengan menurunkan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR).
Penurunan suku bunga KPR ini bahkan sangat agresif, melebihi 0,25 persen. Bunga KPR yang bekerjasama langsung dengan developer, kata Tigor, telah menyetuh singel digit. Hal ini salah satunya yang membuat pertumbuhan KPR di CIMB Niaga cukup baik, melebihi 10 persen.
Meski demikian, CIMB Niaga tidak ingin gegabah untuk melakukan kebijakan penurunan suku bunga lagi. Tigor berharap permintaan pasar bisa berpeluang tumbuh lebih baik. Dengan begitu, bank akan dapat berekspansi sejalan dengan ekspansi nasabah.
"Kami merasa ke depan tentu kita berkembang lebih melihat fundamental secara internal mau dirapikan lagi, supaya kalau nanti ada oppportunity (peluang), growth (pertumbuhan) lebih baik," kata Tigor.