Rabu 30 Aug 2017 14:04 WIB

Airlangga: Presiden Sepakat Pembatasan Mobil Hybrid

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Agus Yulianto
Salah satu varian mobil hybrid (ilustrasi).
Foto: AP
Salah satu varian mobil hybrid (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah setuju dengan peta jalan yang disiapkan Kementerian Perindustrian terkait pengembangan mobil listrik. Salah satunya adalah jumlah mobil listrik‎ ditarget mencapai 20 persen dari total produksi pada 2025.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan,  terdapat dua opsi dalam mengembangkan produktivitas mobil listrik di sebuah negara. Pertama, semua produksi kendaraan roda empat yang diproduksi pada 2025 harus merupakan mobil listrik. Sedangkan opsi kedua adalah pembatasan produksi mobil yang menggunakan energi dari bahan bakar minyak (BBM).

"Bapak Presiden (Jokowi) setuju untuk dilakukan semacam pembatasan pada waktu tertentu," kata Airlangga di Istana Negara, Rabu (30/8).

Jokowi, lanjut Airlangga, setuju bahwa pada 2025 harus ada minimal 20 persen mobil listrik yang sudah diproduksi dari total produksi tahunan. Artinya ketika jumlah produski mobil mencapai dua juta unit, maka harus ada 400 ribu unit mobil listrik yang diproduksi dari total produksi tersebut.

Dalam mendatangkan kendaraan listrik ini, pemerintah Indonesia kemungkinan akan mengenakan pajak bea masuk mencapai 50 persen. Namun nilai ini bisa turun sesuai dengan free trade agreement (FTA) Indonesia dengan negara sahabat yang menjual mobil listrik ke Indonesia.

Pajak bea masuk ini juga bisa turun mencapai lima persen jika perusahaan tersebut membangun pabrik mobil listrik di Indonesia. Bea masuk komponen yang didatangkan akan dipangkas hingga mencapai angka lima persen.

Di sisi lain, pemerintah juga akan mendorong perusahaan lokal yang biasa menyuplai komponen untuk mobil yang saat ini banyak digunakan bisa melakukan peralihan agar mampu menyuplai komponen mobil listrik.

Airlangga menjelaskan, saat ini sudah banyak prototipe mobil listrik yang dikeluarkan sejumlah pabrikan mobil. Dia berharap agar beberapa tahun ke depan contoh ini bisa segera diproduksi dalam jumlah besar dan mampu dipasarkan di Indonesia.

Sejauh ini sudah ada dua prototipe kendaraan listrik, pertama mobil yang full menggunakan listrik, kedua mobil dengan dua tipe pengisian, yaitu listrik dan BBM. Kedua tipe ini sudah mulai diujicobaka di Indonesia dan diharap mampu menggantikan kendaraan dengan BBM, sehingga kelangkaan minyak tanah bisa teratasi.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution kebijakan untuk membatasi produksi mobil dengan BBM sangat baik. Tinggal bagaimana pemerintah melakukan sosialisasi kepada produsen kendaraan yang memang berminat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement