Selasa 16 May 2017 13:20 WIB

Pemerintah Perlu Waspadai Pergerakan Harga Minyak Dunia

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Ilustrasi harga minyak mentah dunia.
Foto: EPA/Mark
Ilustrasi harga minyak mentah dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Indef, Dzulfian Syafrian mengatakan pemerintah perlu mewaspadai fluktuasi harga minyak mentah untuk menjaga neraca perdagangan. Ia mengatakan Secara garis besar, neraca perdagangan Indonesia masih surplus dan terus membaik dibanding periode yang sama tahun lalu.

Yang berarti ini merupakan kabar gembira, namun surplus perdagangan ini masih terbantu oleh harga minyak yang masih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Dzulfian mengatakan ancaman defisit perdaganan masih bisa terjadi, mengingat harga minyak yang terus merangkak naik secara perlahan.

Sebelumnya harga minyak sempat menyentuh level 30 dolar AS per barel namun saat ini terus mengalami kenaikan secara bertahap. "Jika harga minyak terus naik seperti ini, bukan tidak mungkin neraca perdagangan kita akan kembali defisit," ujar Dzulfian Syafrian kepada Republika, Selasa (16/5).

Ia mengatakan jika defisit perdagangan kembali terjadi, akibatnya stabilitas rupiah akan terganggu. Rupiah akan kembali melemah, khususnya terhadap dolar AS.

Ia menilai Instabilitas rupiah ini tidak baik bagi dunia bisnis karena menyebabkan ketidakpastian, khususnya dunia bisnis yang tergantung terhadap nilai kurs, termasuk utang swasta yang bernominal kurs asing, khususnya dolar AS.

Oleh karena itu, penguatan strategi perdagangan harus dilakukan pemerintah agar neraca perdagangan kita lebih sehat. Salah satu strategi perdagangan yang utama adalah dengan mengundang investasi berkualitas datang ke Indonesia.

Ia menilai investasi merupakan mesin perekonomian. Tanpa investasi, mustahil suatu negara dapat bergerak maju (secara cepat).

Investasi dapat meningkatkan produktivitas sehingga dapat memperbesar peluang perusahaan-perusahaan yang berlokasi di Indonesia beroperasi lebih baik dan produktif. Alhasil, neraca perdagangan kita juga akan menguat dan berkualitas.

"Sejauh ini, banyak ekspor kita yang tidak berkualitas bahkan masih banyak yang tergolong barang mentah atau rendah nilai tambahnya (low value-added)," ujar Dzulfian.

Oleh karena itu, Dzulfian menilai di sini lah peran penting pemerintah guna menjamin stabilitas ekonomi dan politik nasional dan membuat Indonesia menjadi lebih nyaman dan menarik bagi para investor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement