Sabtu 11 Mar 2017 03:55 WIB

Ini Alasan BNI Siap Kucurkan Dana ke Proyek LRT

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Budi Raharjo
Kendaraan melintas di samping proyek pembangunan tiang penyangga jalur transportasi Light Rail Transit (LRT) rute Cibubur-Cawang di kawasan Halim, Jakarta, Selasa (7/2)
Foto: Republika/Prayogi
Kendaraan melintas di samping proyek pembangunan tiang penyangga jalur transportasi Light Rail Transit (LRT) rute Cibubur-Cawang di kawasan Halim, Jakarta, Selasa (7/2)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (BNI) menargetkan pertumbuhan kredit pada 2017 bisa mencapai 15 sampai 17 persen. Penyaluran kredit tahun ini pun mayoritas masih ke sektor infrastruktur.

"Penyaluran kredit juga akan ke industri yang menunjang infrastruktur yaitu konstruksi," ujar Direktur Utama BNI Achmad Baiquni saat ditemui di Jakarta, Jumat, (10/3). Saat ini ada beberapa proyek infrastruktur yang tengah digarap perseroan.

Salah satu proyek terbaru yaitu, Light Rapid Transit (LRT) yang masih memerlukan 67 persen dana atau senilai Rp 18 triliun. Untuk memenuhi kebutuhan itu, rencananya bank BUMN akan membentuk konsorsium.

"Biasanya kalau kita (bank BuMN) lakukan sindikasi untuk proyek infrastruktur, kalau bertiga ya kita bagi rata saja. Misalnya Rp 18 triliun ya masing-masing Rp 6 trilun," jelas Achmad.

Meski begitu, ia menambahkan, proyek LRT masih akan dicoba ditawarkan dulu ke Bank Pembangunan Daerah (BPD) seperti Bank DKI. "Kalau mereka minat, sisanya baru kita bagi rata. Kita fleksibel saja," tuturnya.

Achmad menegaskan, perseroan akan mengucurkan dana sesuai kebutuhan, karena ruang BNI untuk infrastruktur juga masih cukup besar. Target pertumbuhan pembiayaan infrastruktur sendiri, ditargetkan tumbuh 20 persen tahun ini.

"Tahun lalu pembiayaan infrastruktur kita tumbuhnya agak berlebihan sampai 35 persen. Maka tahun ini kita proyeksikan 20 persen," ujar Achmad.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement