Kamis 09 Mar 2017 14:05 WIB

Kapal Pembangkit Listrik Dinilai Lebih Efektif Penuhi Kebutuhan Listrik di Pulau Terpencil

Rep: dyah ratna metha novia/ Red: Winda Destiana Putri
Pekerja mengawasi Kapal Pembangkit Listrik Marine Vessel Power Plant (MVPP)
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Pekerja mengawasi Kapal Pembangkit Listrik Marine Vessel Power Plant (MVPP)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Institut Lembang Sembilan (IL9) mendorong program kapal pembangkit listrik atau Marine Vessel Power Plant (MVPP) di perairan Indonesia untuk menyediakan listrik di pulau-pulau terpencil. Apalagi saat ini Indonesia berkembang begitu pesat.

Industri mulai tumbuh di mana-mana. Sayangnya, ketersediaan listrik kita terbatas. Pemerintah sudah menyiapkan program 35 ribu megawatt (MW) untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional.

Direktur Eksekutif IL9, Rapsel Ali mengatakan, Indonesia yang didominasi wilayah perairan sangat perlu dimaksimalkan keberadaannya. Termasuk menghasilkan listrik untuk kebutuhan masyarakat di pulau.

“Jadi kita dorong hadirnya kapal-kapal yang bisa menghasilkan listrik. Baik itu menggunakan disel ataupun gas. Yang jelas, kebutuhan listrik di wilayah terpencil khususnya di pulau-pulau itu bisa terpenuhi," kata Rafsel, Rabu, (8/3).

Menurut Rapsel, idealnya kebutuhan listrik 35 ribu MW tak semuanya dipenuhi dengan pembangunan pembangkit di darat atau landbase. Justru, MVPP lebih efektif menjangkau daerah terpencil seperti pulau-pulau terpencil.

“Prosesnya lebih cepat, tak lagi dipusingkan dengan pembebasan lahan. MVPP juga  lebih mobile dan efektif bisa memakai tenaga diesel atau gas, bisa juga keduanya. Dengan komposisi 25 ribu MW di darat dan 10 ribu MW di laut, kebutuhan listrik nasional akan cepat terpenuhi,” jelas Rapsel.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, menyambut baik usulan ini. Katanya, ini bisa menjadi perhatian pemerintah.

Jonan juga menilai visi misi yang diemban oleh IL9 sejalan dengan kementerian yang dipimpinnya. Sama-sama mendukung ketahanan energi yang berkeadilan.

PT Pertamina sendiri sudah mencoba menyewa kapal penghasil listrik sebanyak empat buah dari Turki. Namun ini sifatnya momentum dan tentu butuh biaya besar. Ini lantaran kapalnya cukup besar. Lain halnya jika kapal-kapal tersebut diproduksi dalam negeri.

"Ini menjadi usulan yang cukup menarik. Saya kira, memang butuh dipikirkan bagaimana kekurangan listrik di daerah-daerah yang selama ini belum terjangkau bisa terpenuhi," kata Jonan.

Sesuai data ESDM, saat ini masih terdapat 2.519 desa yang masih gelar gulita sebab belum teraliri listrik. Dari jumlah desa itu, terdapat 293.532 rumah yang masih menggunakan penerangan seadanya.

Jonan menyampaikan, tahun 2017 ini, akan dipasang fasilitas listrik pada enam provinsi paling timur Indonesia. Targetnya, akan ada 95.729 rumah yang nantinya bisa menikmati listrik. "Dari seluruh desa yang belum teraliri listrik tersebut, targetnya kita bisa selesaikan pada 2019 mendatang," ujar  Jonan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement