REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei Manulife Investor Sentimen Index (MISI) menemukan bahwa investor di Indonesia terus mengharapkan imbal hasil investasi yang tinggi. Tahun lalu, para investor mengharapkan imbal hasil rata-rata sebesar 11,6 persen untuk tahun 2017.
Presiden Direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Legowo Kusumonegoro, mengatakan para investor harus lebih realistis dalam mengharapkan tingkat imbal hasil yang bisa mereka dapatkan dalam waktu satu tahun. Dengan menyimpan sebagian besar kekayaannya dalam bentuk tabungan dan deposito jangka panjang, hampir bisa dipastikan bahwa mereka akan kesulitan untuk mencapai imbal hasil yang diharapkan.
Ia mengatakan, investor harus mengambil risiko yang lebih tinggi dan mengalokasikan sebagian kekayaannya pada produk seperti reksa dana saham dan reksa dana pendapatan tetap. Melalui dua produk itu investor akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan imbal hasil investasi yang sesuai dengan harapan.
Pada tahun 2016, IHSG mencatat imbal hasil investasi sebesar +15,32 persen, sedangkan obligasi memberikan imbal hasil investasi sebesar +14,03 persen.
Ia menambahkan, para investor harus membuat portofolio pensiun yang tepat. Walau begitu saat ini tidak ada rumusan komposisi portofolio pensiun yang baku.
Setiap orang memiliki tingkat toleransi risiko dan harapan imbal hasil yang berbeda-beda. "Melakukan konsultasi dengan ahli keuangan dan memiliki perencanaan masa depan merupakan salah satu cara yang akan menguntungkan investor, terlepas dari apapun tujuan pensiunnya.” ucap dia, di Jakarta, Rabu (22/2).