Rabu 24 Jan 2024 18:58 WIB

Mirae Asset: Saham Blue Chip Topang Pasar pada Semester II 2024

Investor domestik diperkirakan akan menjadi penopang Indeks Harga Saham Gabungan.

Mirae Sekuritas memproyeksikan saham-saham blue chip atau unggulan akan menopang pasar saham Indonesia pada semester II 2024.
Foto: Republika/Prayogi
Mirae Sekuritas memproyeksikan saham-saham blue chip atau unggulan akan menopang pasar saham Indonesia pada semester II 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Head of Research Team PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Robertus Hardy memproyeksikan saham-saham blue chip atau unggulan akan menopang pasar saham Indonesia pada semester II 2024. Investor domestik diperkirakan akan menjadi penopang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

"Meski ada peluang BREN dan AMMN masuk ke indeks LQ45, mungkin rebalancing akhir bulan ini. Ada peluang terjadinya pergeseran momentum, investor berpotensi kembali kepada saham-saham blue chip yang sudah teruji secara operasional dan finansial serta memiliki valuasi yang atraktif," ujar Robert dalam Media Day bertajuk '2024 Capital Market: Forthcoming Bright Futures' di Jakarta, Rabu (24/1/2024).

Baca Juga

Robert memperkirakan investor domestik masih akan menjadi penopang IHSG, serta total kapitalisasi saham emiten blue chip terhitung masih kecil, sehingga masih memiliki potensi yang besar.

Ia menjelaskan lima saham blue chip terbesar di Indonesia yaitu BBCA, BREN, BBRI, BYAN dan BMRI hanya berkapitalisasi 273 miliar dolar AS atau di bawah lima perusahaan terbesar di bursa Korea Selatan, Jepang, dan India yang secara berurutan masing-masing sebesar 628 miliar dolar, 672 miliar dolar, dan 691 miliar dolar.

"Total kapitalisasi pasar saham lima emiten terbesar di pasar saham Indonesia lebih kecil dibandingkan pasar saham Asia lain seperti Korea Selatan, Jepang, dan India," ujar Robert.

Dalam kesempatan sama, CEO Mirae Asset Sekuritas Tae Yong Shim mengatakan prediksi positif itu seiring dengan proyeksi pelonggaran kebijakan suku bunga global dan kondisi politik yang diprediksi akan berjalan aman dan damai pada 2024.

Ia meyakini iklim investasi akan lebih baik pada tahun ini, karena pada tahun lalu kondisi makroekonomi global sedang tidak kondusif seiring suku bunga tinggi, memanasnya geopolitik, serta polarisasi politik dunia.

"Kami optimistis seiring dengan prediksi positif analis kami dan sebagian besar pelaku pasar, terutama pada semester II 2024," ujar Shim.

Seiring kondisi itu, pasar modal domestik tahun lalu diwarnai arus keluar dana investor asing (capital outflow) senilai Rp 6 triliun, yang mana rata-rata nilai transaksi harian saham (RNTH) tahun lalu turun menjadi Rp 11 triliun, dari sebelumnya Rp 15 triliun pada 2022.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement