Jumat 03 Feb 2017 21:37 WIB

Jokowi Dukung Penuh Keinginan Kepala Bappenas Menjadi Presiden IFAD

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nidia Zuraya
Menteri PPN/ Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Menteri PPN/ Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Jokowi mendukung penuh keinginan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk menjadi Presiden International Fund for Agricultural Development/IFAD)‎. Bahkan Jokowi pun telah mengirimkan surat ke pada sejumlah negara untuk memberikan suara pada Bambang menjadi Presiden IFAD.

Sekertaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengatakan‎ Presiden telah menyetujui dan memberikan dukungan. Surat resmi untuk meminta dukungan atas pencalonan tersebut juga telah dilayangkan. Beberapa negara yang telah dikirim surat permintaan ini adalah Afrika Selatan, Mozambik, Perancis.

"Dari perkembangan yang ada, banyak negara yang akhirnya akan memberikan dukungan kepada Pak Bambang untuk menjadi Presiden IFAD‎," kata Pramono ditemui di Istana Negara, Jumat (3/2).

Dari surat permintaan tersebut, keinginan Jokowi disambut baik oleh negara yang diminta dukungannya. Info terakhir sedikitnya 80 perwakilan negara bersedia memberikan suaranya untuk Bambang. Meski demikian, jumlah suara ini belum cukup‎ meloloskan Bambang menjadi Presiden IFAD.

Menurut Pramono, untuk memenangkan butuh suara lebih dari 100 perwakilan. Artinya minimal ada 20 lebih sedikit perwakilan yang akan coba dirangkul untuk mau memberikan suaranya pada Bambang.

Dukungan Presiden atas keinginan ini dikarenakan Bambang dinilai memiliki kemampuan di dunia internasional. Dukungan dari negara lain pun mulai nampak saat Bambang mengajukan pencalonan tersebut. Terlebih Bambang mencalonkan untuk menjadi Presiden IFAD adalah karena keinginannya sendiri.

"Bahkan dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Abe (Jepang), hal ini sudah disampaikan juga. Jadi Pak Bambang resmi menjadi calon dari Republik Indonesia, dan alhamdulillah mendapat dukungan yang cukup besar di dunia internasional pada saat ini," kata Pramono.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement