Selasa 03 Jan 2017 13:14 WIB

BPS: Jumlah Orang Miskin di Indonesia Berkurang 250 Ribu Orang

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nidia Zuraya
Seorang lelaki dari keluarga miskin mengangkut anak dan istrinya dengan gerobak di jalanan ibukota Jakarta. ilustrasi (foto: Raisan Al Farisi)
Seorang lelaki dari keluarga miskin mengangkut anak dan istrinya dengan gerobak di jalanan ibukota Jakarta. ilustrasi (foto: Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- ‎Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut ada penurunan jumlah penduduk miskin di Indonesia sejak Maret hingga September 2016. Penurunan ini mencapai 250 ribu orang.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan‎, presentase penduduk‎ miskin pada September 2016 mencapai 10,70 persen. Nilai ini turun 0,16 persen dibanding Maret 2016 sebesar 10,86 persen.

"Penurunannya memang tipis, tetapi ada penurunan di sana," kata Suhariyanto dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (3/1).

Sementara untuk jumlah penduduk miskin, dari 28,01 juta jiwa pada Maret 2016 berhasil turun menjadin 27,76 juta jiwa. Artinya ada penurunan jumlah masyarakat miskin sebesar 0,25 juta jiwa atau 250 ribu orang.

Suhariyanto menuturkan, terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan adanya penurunan angka kemiskinan. inflasi selama periode Maret-September 2016 relatif rendah yaitu sebesar 1,34 persen, membuat masyarakat lebih baik dalam membeli sejumlah kebutuhan pokok.

Pada periode ini, secara nasional harga eceran beras, cabai rawit, cabai merah, telur ayam ras mengalami penurunan. Rata-rata harga beras turun 1,21 persen yaitu dari Rp 13.301 per kg pada Maret 2016 menjadi Rp 13.140 per kg pada September 2016. 

Rata-rata harga cabai merah mengalami penurunan sebesar 14,06 persen yaitu dari Rp 45.554 per kg pada Maret 2016 menjadi Rp 39.151 per kg pada September 2016. Sementara cabai rawit mengalami penurunan sebesar 13,77 persen dan telur ayam ras yang mengalami penurunan sebesar 0,56 persen.

Selain itu, nominal rata-rata upah buruh tani per hari pada September 2016 naik sebesar 1,42 persen dibanding upah buruh tani per hari Maret 2016, yaitu dari Rp 47.559  menjadi Rp 48.235. R‎ata-rata upah buruh bangunan per hari pada September 2016 naik sebesar 1,23 persen dibanding upah buruh tani per hari Maret 2016, yaitu dari Rp 81.481 menjadi Rp 82.480.

"NTP (nilai tukar pertani) nasional September 2016 sebesar 102,02 atau naik 0,69 persen dibanding NTP bulan Maret 2016 yang sebesar 101,32. Ini juga berpengaruh pada jumlah masyarakat miskin khususnya di pedesaan," ujar Suhariyanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement