Kamis 15 Dec 2016 22:04 WIB

Jelang Tutup Tahun, Bisnis Rumah Tapak Meroket

Pekerja menyelesaikan pembuatan rumah subsidi pemerintah program Sejuta Rumah Murah di Desa Sambirejo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Rabu (22/6).
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Pekerja menyelesaikan pembuatan rumah subsidi pemerintah program Sejuta Rumah Murah di Desa Sambirejo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Rabu (22/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jelang tutup tahun 2016, bisnis properti khususnya penjualan rumah tapak atau landed house melesat mendekati angka 200 persen. Peningkatan itu tidak terlepas dari mulai bergairahnya sektor properti di tanah air dalam beberapa bulan terakhir. 

Menurut data dari Rumah 123, kenaikan nilai penjualan yang mencengangkan terjadi pada unit landed house. Kenaikannya nyaris menyentuh 200 persen, tepatnya 192 persen. Selain properti, pertumbuhan minat konsumen terhadap apartemen juga tak kalah pesat. Penjualan apartemen tumbuh mencapai 178 persen. "Total pertumbuhan penjualan pada 2016 naik mencapai 180 persen dibanding 2015," kata Country General Manager Rumah123, Ignatius Untung, di sela acara property outlook 2017, Rabu (14/12).

Untung juga menyebutkan kenaikan yang terjerus terjadi mulai semester kedua tahun 2016 ini terus meningkat sampai akhir tahun. Kenaikan tertinggi terjadi pada Oktober lalu.   Rumah123 juga mencatatkan pertumbuhan proyek yang sempat tertunda selama ini atau proyek baru yang dilakukan sejumlah pengembang. 

Dukungan pemerintah lewat ragam kebijakannya seperti Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), KPR Mikro, dan lainnya telah memberikan andil besar bagi bergairahnya bisnis properti. Sektor perbankan juga memberikan kontribusi besar dengan skema kredit dari yang makin memudahkan masyarakat membeli huniannya sendiri. Salah satunya adalah bunga kredit rendah di beberapa tahun awal KPR. "Hal ini menjadi stimulan yang sangat positif bagi sektor properti," kata Untung. 

Sektor perumahan nasional pada tahun depan akan terus membaik. Ada  beberapa faktor penentu pertumbuhan bisnis properti. Seperti pertumbuhan ekonomi yang positif, tingkat suku bunga acuan yang cenderung turun, bonus demografi, hingga pembangunan infrastruktur yang terus tumbuh."Kami optimistis dengan pertumbuhan di sektor ini," kata Handayani, Director Mortgage and Consumer Banking BTN. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement