Kamis 06 Oct 2016 18:36 WIB

Rencana Penurunan Harga Gas Tarik Investor

Rep: Frederikus Bata/ Red: Dwi Murdaningsih
Pabrik pupuk. Industri pupuk salah satu industri pengguna gas bumi. ilustrasi
Pabrik pupuk. Industri pupuk salah satu industri pengguna gas bumi. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan rencana pemerintah menyesuaikan harga gas industri telah menarik investor. Menurutnya, sebagai pembuktian adanya komitmen investasi dari beberapa perusahaan petrokimia.

"Perusahaan petrokimia berencana membangun pabrik methanol dan turunannya," kata Dyah Winarni Poedjiwati, staf ahli Menteri Bidang Sumber Daya Industri dan Teknologi Kementerian Perindustrian saat membacakan sambutan Menperin Airlangga Hartarto, di Menara Batavia, Jakarta, Kamis (6/10).

Beberapa pabrik tersebut antara lain, pertama pembangunan industri petrochemical to oleofin berbasis gas di teluk Bintuni oleh PT Pupuk Indonesia, Sojitz, Ferrostaal, dan LG. Nilai investasinya sebesar 4,12 miliar dolar AS. Pembangunan diharapkan dimulai pada 2017 dan mulai beroperasi pada 2021.

Kedua pembangunan industri amonia berbasis gas bumi di Banggai Sulawesi Tengah dengan total investasi sebesar 744 juta dolar AS. "Saat ini pembangunan (reaktor) EPC mencapai 40 persen, dan diharapkan selesai pada 2019," kata Dyah.

Ketiga pembangunan industri petrokimia berbasis gas di Masela-Maluku, dengan total investasi 3,9 miliar dolar AS. Menurut Airlangga, keseluruhan investasi tersebut menyerap 57 ribu tenaga kerja langsung, dan 590 ribu tenaga kerja tidak langsung.

Dengan begitu, kata dia, berkontribusi pada peningkatan nilai tambah sebesar Rp 42,3 triliun, serta menghemat pengeluaran negara Rp 42,9 triliun dari subtitusi impor. Investasi tersebut, lanjut dia, memberikan potensi peningkatan negara dari sektor pajak sebesar Rp 5,1 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement