Rabu 05 Oct 2016 13:07 WIB

Bank Dunia Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Naik Stabil

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nur Aini
Logo Bank Dunia
Logo Bank Dunia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus naik secara stabil hingga 2018 mendatang. Kenaikan tersebut diperkirakan mencapai angka 5,5 persen pada 2018. Kenaikan ini akan terjadi apabila Indonesia fokus dalam memperbaiki iklim investasi publik dan memperbaiki iklim investasi. Selain adanya iklim investasi yang membaik, penerimaan negara yang semakin tumbuh ke depan juga akan mempengaruhi kondisi ekonomi Indonesia.

Secara keseluruhan, kondisi ekonomi di negara Asia Timur dan Pasifik akan tetap bertahan untuk jangka waktu tiga tahun ke depan. Meski begitu, beberapa negara khususnya juga Indonesia harus memperhatikan beberapa risiko besar dari kerentanan finansial dan fiskal. "Proyeksi untuk kawasan berkembang di Asia Timur dan Pasifik akan tetap positif, melemahnya pertumbuhan global dan permintaan eksternal bisa diimbangi oleh konsumsi domestik dan investasi yang kuat," ujar Victoria Kwakwa, Wakil Presiden Bank Dunia untuk Kawasan Asia Timur dan Pasifik melalui teleconference, Rabu (5/10).

Sedangkan Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Kawasan Asia Timur dan Pasifik, Sudhir Shetty mengatakan pemerintah perlu membuat kebijakan untuk mengurangi ketidakseimbangan finansial dan fiskal yang sudah terbangun beberapa tahun belakangan ini. Hal tersebut menyebabkan ketidakpastian atas kondisi ekonomi global.

Untuk Indonesia, Senior Ekonom Bank Dunia untuk ndonesia, Hans Anand Beck mengatakan Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup baik. Hal ini didukung pertumbuhan kredit dan investasi. Namun untuk jangka waktu ke depan, menurut Hans pemerintah perlu memperbaiki beberapa peraturan yang mempersulit investasi.

Hans mengapresiasi salah satu program yang dicanangkan Indonesia yaitu amnesti pajak. Meski ia enggan berkomentar lebih jauh soal prediksi penerimaan negara atas program amnesti pajak ini, namun ia melihat antusiasme masyarakat dan hasil yang didapat dari periode pertama amnesti pajak bisa mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Saya mengapreasiasi apa yang menjadi kebijakan indonesia dalam program tax amnesty. Ke depan saya melihat, Indonesia perlu juga mengevaluasi beberapa peraturan terkait penerimaan negara juga perpajakan agar penerimaan negara menjadi lebih besar dan memperbaiki iklim investasi," ujar Hans.

Hans menilai program amnesti pajak merupakan salah satu langkah Indonesia untuk melakukan percepatan pertumbuhan ekonomi. Ia mengatakan, ke depan Indonesia harus bisa memaksimalkan penerimaan negara dari amnesti pajak ini untuk sektor investasi. Investasi manufacture dan infrastruktur dinilainya menjadi salah satu pilihan yang baik, meskipun Hans menekankan agar sektor konsumsi juga menjadi perhatian.

"Sektor konsumsi menjadi salah satu agenda besar bagi negara negara berkembang saat ini. Melemahnya permintaan ekspor tak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di negara lain, maka penguatan konsumsi domestik menjadi poin penting," ujar Hans.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement