REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) masih mencari peluang ekspor ke Yordania. Sebab selama ini perdagangan antara Indonesia dan Yordania masih dikuasai oleh Yordania.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Ari Satria mengatakan, perdagangan Indonesia dengan Yordania dalam kurun waktu lima tahun belakangan ini masih mengalami defisit. Maka, untuk menggenjot volume ekspor ke Yordania, Indonesia perlu melihat apa produk yang diimpor Yordania dari dunia.
Impor Yordania dari dunia antara lain mobil, produk otomotif dan spare parts, emas batangan, transmitter telepon, tekstil dan produk tekstil, gandum, beras, serta daging kambing atau domba. “Produk-produk tersebut juga telah diekspor Indonesia ke berbagai negara. Oleh karena itu, Indonesia juga dapat memenuhi kebutuhan pasar Yordania sebenarnya,” kata Ari membuka seminar sehari mengenai peluang pasar Yordania di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam melalui siaran pers, Kamis (8/9).
Komoditas ekspor utama nonmigas Indonesia ke Yordania meliputi kayu lapis, pasta, kertas dan produk kertas, produk mi instan, produk olahan ikan tuna, dan ban. Sedangkan impor produk nonmigas Indonesia dari Yordania meliputi senyawa kimia, seperti kalsium fosfat, asam fosfat, potasium klorida, dan alat elektronik.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai total perdagangan nonmigas Indonesia-Yordania pada periode 2011-2015 memperlihatkan pertumbuhan yang fluktuatif. Nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Yordania pada 2015 tercatat sebesar 95,23 juta dolar AS.
Sementara itu, impor nonmigas Indonesia dari Yordania pada periode yang sama tercatat sebesar 160,78 juta dolar AS. Pada periode Januari-Juni 2016, nilai total perdagangan Indonesia-Yordania tercatat sebesar 139,4 juta dolar AS, dengan perincian ekspor Indonesia ke Yordania sebesar 48,73 juta dolar AS, sementara impor Indonesia dari Yordania sebesar 90,72 juta dolar AS.