Kamis 14 Apr 2016 15:38 WIB

Peningkatan Ekspor Cina Berdampak Positif Terhadap Indonesia

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nidia Zuraya
Ekspor Impor (ilustrasi)
Foto: Republika
Ekspor Impor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai ekspor Cina pada Maret mulai memperlihatkan peningkatan. Penurunan impor mengindikasi pemulihan harga komoditas yang bisa memacu outlok dalam pertumbuhan perekonomian negara tersebut.

Dilansir Bloomberg, berdasarkan data dari lembaga Bea cukai Cina, ekspor negara Tirai Bambu ini dalam denominasi Yuan untuk Maret meningkat 18,7 persen year on year (yoy). Nilai ini cukup berbeda dibandingkan bulan Februaru yang mengalami penurunan 21 persen.

Semetara kinerja impor kembali melanjutkan laju koreksi 17 bulan berturut-turut, sebesar 1,7 persen pada Maret. Dengan demikian, neraca perdagangan Cina mengalami surplus 194,6 miliar yuan atau sekitar 30 miliar dolar AS.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan,‎ nilai ekspor yang meningkat di negara Cina sudah pasti akan berdampak bada negara sekitar termasuk Indonesia. Apalagi Cina menjadi salah satu negara yang melakukan ekspor terbesar. Tapi dampak dari peningkatan ini bisa bersifat negatif atau juga positif.

"Kita lihat kalau dampaknya ke barang-barang investasi, barang modal, ya bisa positif terhadap kita," ujar Suryamin di kantor Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian, Kamis (14/4).

‎Suryamin mencontohkan, untuk ekspor bahan baku dari Cina atau barang modal seperti mesin untuk infrastruktur, hal ini bisa mendorong pertumbuhan di sejumlah sektor yang berdampak pada peningkatan erekonomian dalam negeri. Namun jika barang yang masuk ke Indonesia adalah produk konsumsi, terlebih barang yang bisa diproduksi di Indonesia, ini pasti memberikan dampak negatif untuk dalam negeri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement