REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sulitnya pertumbuhan perekonomian Indonesia bukan hanya dikarenakan dampak perekonomian global yang tengah anjlok. Perbaikan industri dan sistem logistik di dalam negeri juga menjadi salah satu pemicu pertumbuhan tinggi sulit dicapai.
Managing Director and Chief Operating Officer Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati mengatakan, untuk biaya perdagangan Indonesia terbilang masih tinggi sekitar 130 persen dibandingkan 90-110 persen oleh negara Malaysian, Vietnam, dan Thailland. Angka ini seharusnya bisa ditekan jika Indonesia ingin terintegrasi pasar global yang membutuhkan harga kompetitif. Untuk itu dukungan infrastruktur guna konektivitas yang efisien wajib dibangun.
Mantan menteri keuangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini menuturkan, pemerintahan saat ini yang melakukan paket kebijakan perdagangan bisa menjadi solusi untuk meningkatkan efisiensi guna menunjang perekonomian. Apalagi, menurut laporan Global Alert, Indonesia termasuk salah satu negara yang paling sering menerapkan hambatan perdagangan.
"Fokus pemerintah untuk mempercepat kebijakan pembangunan infrastruktur di seluruh kepulauan Indonesia merupakan langkah yang tepat dan startegis," ujarnya dalam sebuah diskusi di Kampus Universitas Indonesia, Selasa (26/7).
Ditambah kebijakan keterbukaan Indonesia dalam dunia global, makan negara ini bisa menjadi pasar kuat dalam perekonomian dunia. Selain itu, pemerintah juga harus memperbaiki dan memperkuat kualitas sumber daya manusia serta kelembagaannya. Ini penting untuk menopang peran dan kepemimpinan Indonesia di kawasan Asia maupun Global.
"Sebab kepemimpinan Indonesia tidak saja baik untuk bangsa sendiri, tetapi juga baik dan di perlukan di kawasan sekitar dan di dunia," kata perempuan yang akrab disapa Ani ini.