REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Rabu (24/8) pagi bergerak menguat sebesar 17 poin menjadi Rp 13.205, dibandingkan posisi sebelumnya di Rp 13.222 per dolar AS.
"Pergerakan laju dolar AS mengalami pelemahan terhadap sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah terimbas aksi ambil untung setelah menguat cukup tinggi dalam beberapa hari terakhir," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, pelemahan dolar AS itu juga dipicu oleh pelaku pasar yang sedang mengambil posisi menunggu pidato Ketua The Fed Janet Yellen yang akan digelar pada akhir pekan ini sekaligus menanti rilis produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat periode kuartal kedua tahun ini. Dari dalam negeri, kata dia, sentimen mengenai realisasi jumlah dana repatriasi dari program amnesti pajak diharapkan dapat terus meningkat sehingga memberi harapan bagi ekonomi domestik ke depan sekaligus mendorong mata uang rupiah lebih tinggi.
Pengamat pasar uang Bank Himpuan Saudara, Rully Nova menambahkan bahwa rupiah bergerak dalam kisaran yang stabil, data-data ekonomi yang telah dirilis juga masih menjadi faktor yang menjaga fluktuasi rupiah.
"Inflasi yang terjaga, cadangan devisa meningkat serta pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih terus berjalan membuat rupiah masih terapresiasi. Di sisi lain, Bank Indonesia juga masih menjaga rupiah agar bergerak sesuai dengan fundamental ekonomi," katanya.