Selasa 23 Aug 2016 15:58 WIB

Pertamina Siapkan 1,5 Miliar Dolar AS untuk Investasi Blok Mahakam

Red: Nur Aini
Lapangan Migas Blok Mahakam.
Foto: IST
Lapangan Migas Blok Mahakam.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) menyiapkan 1,5 miliar dolar AS untuk berinvestasi di Blok Mahakam pada 2017.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan investasi dini itu untuk mempertahankan produksi migas di wilayah kerja tersebut sebelum beroperasi penuh pada 2018. "Diperkirakan investasi 1,5 miliar dolar AS. Itu untuk produksi pasca-2017," katanya seusai pertemuan di Kantor Kemenko Kemaritiman Jakarta, Selasa (23/8).

Dwi menuturkan, biaya investasi itu diperlukan untuk mempertahankan produksi migas dengan melakukan pengeboran dan perawatan di 19 sumur di blok migas Kalimantan Timur tersebut. "Di 19 sumur itu mulai triwulan kedua 2017," ujarnya.

Ada pun biaya investasi itu nantinya akan jadi beban Pertamina jika tidak ada yang bergabung dalam grup pengelola Blok Mahakam. "Itu perkiraan, nanti investasinya bisa dengan siapa saja yang nanti masuk grup (pengelola Blok Mahakam). Kalau yang lain tidak masuk, ya (investasinya dari) Pertamina saja," katanya.

Meski berupaya maksimal untuk menjaga agar tidak terjadi penurunan produksi yang signifikan, Dwi tidak menjelaskan secara detil target produksi Blok Mahakam saat masa transisi berlangsung nanti. Hal yang pasti, menurut dia, jika Pertamina tidak melakukan upaya apa pun, bisa dipastikan akan ada penurunan produksi migas yang cukup tajam. "Tapi kalau kita melakukan (upaya), kami akan bisa memperlambat penurunan (produksi)," katanya.

Dwi juga mengatakan pihaknya tidak bisa memperhitungkan persentase pemeliharaan produksi karena Blok Mahakam juga merupakan wilayah kerja yang sudah berkembang. "Itu blok memang sudah mature (matang), jadi memang pasti ada penurunan. Tapi bagaimana penurunan ini bisa diperlambat, itu yang kami lakukan. Sekarang tinggal bagaimana kami berinvestasi menambah sumur lain agar ada tambahan produksi," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement