Rabu 03 Aug 2016 23:44 WIB

Penerimaan Ekspor Rendah Picu Pemangkasan Anggaran Jilid II

Rep: Debbie Sutrisno‎/ Red: Bayu Hermawan
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (22/6).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (22/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memastikan bakal memangkas anggaran penerimaan dan belanja negara (APBN) 2016. Tak tanggung-tanggung pemerintah akan memangkas anggaran sebesar Rp 133 triliun. Anggaran ini terdiri dari belanja pemerintah daerah Rp 68 triliun dan pemerintah pusat Rp 65 triliun.

Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Darmin Nasution mengatakan bahwa sumber-sumber penerimaan memang akan turun. Untuk ekspor baik berupa volume dan harganya masin turun, penurunan ini bahkan diprediksi masih terjadi hingga tahun 2017.

"Walaupun 1-2 bulan terakhir sudah membaik, tapi secara umum masih (turun). Sejingga itu akan mengurangi pendapatan para penghasil ekspor dan itu benar-benar bisa dihitung penurunannya," ujar Darmin ditemui di kantornya, Rabu (3/8) malam.

Darmin menjelaskan, saat ekspor impor turun, akan ada Pajak Penghasilan (PPh) yang ikut turun. Bukan PPh badan melainkan PPh perdagangan dan hasil produksi turut serta menurun.

‎"Kemudian restitusi naik, karena tahun lalu dia (badan dan perorangan) membayarnya agak tinggi. ternyata realisasinya di bawah itu, dia berhak minta restitusi, dan restitusi sekarang naik," jelasnya.

Namun untuk melakukan revisi APBN Perubahan, Darmin menyebut bahwa dirinya belum mengetahui apakah pemangkasan ini perlu diajukan kembali ke DPR. Sebab dalam sidang kabinet hanya membicarakan pemangkasannya saja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement