Selasa 07 Jun 2016 20:57 WIB

Pemerintah Klaim Ketersediaan Bahan Pokok Masih Aman

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: M.Iqbal
 Pekerja membawa beras karungan di salah satu gudang, Jakarta, Senin (11/4).   (Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pekerja membawa beras karungan di salah satu gudang, Jakarta, Senin (11/4). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Benny Rachman mengatakan, ketersediaan bahan pangan untuk periode Ramadhan dan hari raya Idul Fitri masih aman. Sejauh ini, Kementan sudah bisa mengantisipasi kenaikan permintaan untuk hari raya khusus tersebut.  

"Kalau ada peningkatan demand (permintaan) sangat wajar dan kami sudah antisipasi. Selama tiga bulan ke depan ketersediaan bahan pokok strategis aman," ujar Benny di Jakarta, Selasa (7/6). Benny menyebutkan, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada pula sejumlah komoditi yang mengalami defisit.

Untuk komoditas beras, Benny menjamin pasokannya aman selama tiga bulan ke depan dan harga di produsen cenderung stabil rendah. Sedangkan daging sapi mengalami kekurangan pasokan sebesar 28 persen.

Sementara itu, komoditas gula pasir juga aman karena pemerintah masih memiliki stok awal 2016 dan diperkirakan sudah akan memasuki musim giling. Komoditas bawang merah mengalami surplus sebesar 200 ribu ton per tahun.

Menurut Benny, jika dihitung rata-rata setiap bulan surplus bawang merah bervariasi. Pada Juni 2016, bawang merah surplus 26 ribu ton dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Kepala Pusat Pengkajian Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Kasan mengatakan, sejauh ini persetujuan impor yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan sudah sinergis dengan Kementerian Pertanian maupun lembaga lainnya. Impor yang dilakukan oleh pemerintah semata-mata untuk menstabilkan harga di pasar sehingga dapat terjangkau oleh masyarakat

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement