Senin 11 Apr 2016 13:39 WIB

Bank Dunia Sarankan Kebijakan Fiskal Kurangi Ketimpangan Pendapatan

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nur Aini
Logo Bank Dunia
Logo Bank Dunia

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bank Dunia memberi catatan penyebab ketimpangan pendapatan di Indonesia. Catatan sisi domestik ini masih dibanyangi ketidakpastian cuaca yang berefek pada hasil pertanian.

Pakar Bidang Kemiskinan Bank Dunia untuk Indonesia Matt W Poi mengakui Bank Dunia melihat ada peningkatan ketimpangan pendapatan di Indonesia. Bank Dunia sudah rilis laporan tentang peningkatan tingkat kemiskinan di Indonesia. Ada beberapa poin yang jadi perhatian. Pertama, kesempatan yang tidak merata atas akses kesehatan dan edukasi.

''Ini sangat mendasar karena akan berpengaruh pada produktivitas dan pendapatan masyarakat di masa depan,'' kata Poi usai paparan rutin perekonomian Asia Timur dan Pasifik di Kantor Bank Dunia di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/4).

Celah antara tenaga kerja mahir dan tidak yang makin tinggi juga memicu ketimpangan pendapatan yang makin besar. Peningkatan konsentrasi kekayaan pada sebagian kelompok dinilai Bank Dunia juga akan berdampak pada disparitas kesejahteraan masa depan karena akan ada hambatan akses bagi generasi muda.

Indonesia juga punya pekerjaan rumah akses proteksi terhadap guncangan yang tidak merata. Kebanyakan masyarakat tidak punya proteksi sehingga saat guncangan terjadi, mereka harus menjual harta yang harusnya digunakan untuk pendidikan anak atau kesehatan.

''Kondisi ini diperparah guncangan seperti penyakit dan bencana alam yang juga meningkat. Perbaikan produktivitas dan kemudahan akses jadi krusial,'' ungkap Poi.

Investasi terutama pada kualitas kesehatan, edukasi, dan jaring pengaman sosial harus jadi fokus jangka panjang. Dalam jangka pendek, kebijakan fiskal bisa berguna, misalnya dengan menarik pajak lebih besar dari mereka yang kaya untuk kebutuhan masyarakat miskin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement