REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Inggris, BritCham, Adrian Short mengatakan, paket kebijakan ekonomi yang diluncurkan oleh pemerintah Indonesia belum bisa dijadikan patokan untuk memperbaiki iklim investasi dan bisnis di Indonesia.
Menurutnya, berdasarkan survei yang dilakukan BritCham sebanyak 58 persen investor masih belum optimistis implementasi paket kebijakan tersebut dapat berjalan dengan baik.
"Pemerintah Indonesia boleh saja mengeluarkan paket-paket kebijakan lainnya, namun yang kami lihat adalah esensi paket tersebut dan implementasinya," ujar Short di Jakarta, Rabu (3/2).
Short menjelaskan, sejauh ini sebanyak 50 persen investor Eropa masih menganggap Indonesia sebagai tujuan investasi yang potensial. Sementara itu, sekitar 46 persen investor melihat Indonesia masih menjadi negara investasi utama dalam dua tahun ke depan. Menurutnya, ada tiga isu utama yang selalu menjadi sorotan bagi investor Eropa yakni birokrasi, regulasi, dan kebijakan ketenagakerjaan.
Short mengatakan, pemerintah Indonesia harus fokus untuk saling berkoordinasi dalam mengimplementasikan paket-paket kebijakan yang sudah diluncurkan. Hal ini untuk memudahkan para investor dalam melakukan bisnisnya di Indonesia, dan sebagai kunci untuk meningkatkan daya saing Indonesia di kawasan Asia Tenggara.
Selain itu, masalah lainnya yang masih menjadi tantangan bagi Indonesia untuk memperbaiki iklim investasi yakni perbaikan infrastruktur, peningkatan keterampilan tenaga kerja, dan kondisi politik serta sosial. "Dunia usaha menanti adanya perbaikan infrastruktur dan peningkatan keterampilan tenaga kerja," kata Short.
Sejauh ini, lanjut Short, index kepercayaan bisnis di Indonesia pada 2015 menurun 50 persen dibandingkan pada 2014 yang mencapai 71 persen. Penurunan tersebut disebabkan oleh adanya perlambatan ekonomi global dan turunnya harga minyak dunia serta komoditas.
Namun, sebagian besar investor Eropa optimistis bahwa revenue dan profit pada 2016 akan meningkat. Hal ini karena perekonomian global perlahan sudah mulai menggeliat.
Menurut Short, terdapat lima sektor investasi yang akan menjadi primadona di Indonesia pada 2016 yakni infrastruktur dan konstruksi, pariwisata, industri makanan dan minuman, retail dan consumer goods, serta pertanian, kehutanan dan perikanan.