Kamis 14 Jan 2016 14:37 WIB

'IHSG Turun Setelah Serangan Bom Hanya Efek Kejut Sementara'

Rep: Risa Herdahita/ Red: Nur Aini
Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (7/1).
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (7/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengaman di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditingkatkan menyusul peristiwa teror di beberapa titik di Jakarta. Meski begitu, pihak bursa melihat kondisi tersebut hanya akan memberikan efek kejut sementara.

"Pengamanan akan ditingkatkan di beberapa bidang, seperti menambah tenaga sekuriti dan pengamanan infrastruktur," Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), Samsul Hidayat, ketika ditemui di Gedung BEI, Kamis (14/2).

Samsul menilai, teror yang terjadi di seantero Jakarta bisa menjadi isu keamanan serius dan lebih jauh lagi menjadi isu global, mengingat serangan ini terjadi di ibu kota negara. Namun, sejauh ini Samsul melihat pemerintah telah dengan baik menangani masalah ini.

"Diharapkan ini tidak mengganggu ekonomi khususnya pasar modal dan tidak membuat investor takut datang ke Indonesia," ungkapnya.

Ia mengakui serangan ini berakibat penurunan signifikan pada laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga penutupan dagang di sesi I. Namun seperti yang diharapkannya perdagangan pada sesi kedua berjalan lebih baik.

Hingga pukul 14.17 WIB, IHSG berada di posisi level 4.517,054, turun 20,125 poin atau 0,444 persen, yang membaik dibandingkan penutupan sesi I yang ada di level 4.459,32.

"Penurunan ini hanya shock sesaat yang dialami investor Indonesia," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement