Selasa 12 Jan 2016 17:57 WIB

Sektor Manufaktur akan Dorong Pertumbuhan Kredit 2016

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nur Aini
Bank Perkreditan Rakyat ( ilustrasi )
Foto: Republika On Line/Mardiah diah
Bank Perkreditan Rakyat ( ilustrasi )

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sektor manufaktur diperkirakan mendorong partumbuhan kredit tahun 2016. Ekonom dan Direktur Peneliti KENTA Institute, Eric Sugandi, memproyeksikan pertumbuhan kredit 2016 di kisaran 13 persen. Angka tersebut berada di batas bawah proyeksi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di kisaran 13-15 persen.

Menurutnya, sektor yang mendorong penyaluran kredit masih didominasi sektor manufaktur terutama yang berbasiskan kebutuhan konsumen atau consumer goods, misalnya industri manufaktur yang memproduksi makanan. Sedangkan sektor lainnya yang berkaitan dengan infrastruktur misalnya perusahaan yang terkait pembangunan jalan tol.  

“Itu pergerakannya akan mirip-mirip dengan stock market akan banyak didorong consumer goods,” ujarnya dalam diskusi bersama media di Jakarta, Senin (11/1).

Eric menyebutkan, bank-bank besar terutama bank BUKU IV akan lebih agresif dalam menyalurkan kredit, karena punya dana pihak ketiga (DPK) lebih besar. Selain itu, bank BUKU IV punya segmen yang lebih terkonsentrasi.

Di sisi lain, bank akan lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit ke sektor pertambangan (mining). Meski demikian, rasio kredit bermasalah (NPL) diperkirakan bakal membaik menjadi di bawah dua persen. Hal itu juga dipengaruhi kemungkinan BI Rate yang bakal dipangkas, sehingga lebih mendorong perekonomian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement